Senin, 25 Februari 2013

OLAHRAGA DIRGANTARA GANTOLLE

Oleh :PENGPROV GANTOLLE SUMBAR

Nama “gantolle” sebenarnya berarti capung dalam bahasa Bugis. Konon nama ini diberikan oleh ibunda Yusuf Kalla, wakil presiden yang lalu, untuk mengindonesiakan istilah Inggris Hang Gliding. Saat itu seorang adik Yusuf Kalla, yaitu Ahmad Kalla adalah seorang penerbang gantolle. Gantolle adalah salah satu olahraga dirgantara (ordiga) yang termasuk kelompok layang gantung. Jenis olahraga dirgantara lain yang termasuk dalam kelompok yang sama adalah paralayang (paragliding). Kedua jenis ordiga ini memang memiliki kemiripan dalam bentuk penerbangan. Peralatan paralayang lebih mudah untuk di bawa ke sana ke mari, tapi performancenya tidak selincah dan sehebat gantolle. Selain paralayang ada olahraga lain yang termasuk dalam olahraga dirgantara yaitu

1. Paralayang


















2. Pesawat Michrolight (Trike)
 



 3. Terjun Payung

 


4. Terbang Layang
 



5. Aeromodeling

 


6. Paramotor

















SEJARAH GANTOLLE 
          Eksperimen-eksperimen awal dalam penerbangan gantolle dilakukan sepanjang akhir abad ke-19. Para pelopor di masa itu, misalnya Otto Lilienthal (23 Mei 1848 - 10 Agustus 1896), Lilienthal adalah orang pertama yang menjelaskan manfaat permungkaan melengkung pada sayap dan efek tekanannya. Lilienthal melakukan ratusan penerbangan dengan gantolle yang bentuknya mirip burung dan menginspirasi gantolle modern masa kini.
           Gantolle modern seperti yang sekarang kita lihat adalah ciptaan Francis Rogallo, seorang teknisi NASA ( Badan Antariksa AS ). Pada tahun 1948 ia membuat Flexkite, semacam gantolle dengan sayap yang flexible, luwes, bisa sedikit berkibar, tidak kaku seperti yang sekarang. Pada mulanya gantolle ini dibuat dengan maksud sebagai wahana untuk kembali ke bumi bagi para astronot yang pulang dari angkasa luar. Selanjutnya perkembangan gantolle banyak terjadi di Australia, dimana kemudian muncul perusahaan-perusahaan dan pabrik-pabrik gantolle yang pertama. Gantolle lalu menjadi populer ke seluruh dunia, dengan puncak ketenarannya di tahun 80an. Sayap ala Rogallo kemudian di tingkatkan kemampuannya pada pertengahan tahun 70an. Waktu itu diciptakan disain “ekor wallet”, yang salah satu bentuknya digunakan dalam film Sky Riders yang termasyur itu. Film tersebut membawa pengaruh hebat bagi popularitas gantolle. Perbaikan-perbaikan lain pada disain rangka utama (leading edge) dan material gantolle terus dilakukan, sehingga meningkatkan kemampuan dalam pengendalian dan efisiensi bagi gantolle bersayap luwes itu.
            Icarus I dan Icarus II adalah nama-nama terkenal untuk gantolle-gantolle pertama yang tidak lagi menggunakan sayap luwes ala Rogallo. Masing-masing layangan, yang merintis penggunaan gantolle bersayap kaku, itu dibuat pada tahun1971 dan 1972. Penciptaan disain pesawat bersayap kembar yang kaku itu adalah Taras Kiceniuk. Tetapi baru Icarus V sungguh-sungguh merupakan pendahulu bagi gantolle modern, karena layangan ini merupakan versi bersayap tunggal dari bentuk-bentuk Icarus sebelumnya. Semua gantolle jenis Icarus mempunyai kemudi yang dikendalikan dengan tangan. Pilotnya duduk dengan posisi condong ke belakang (tidak seperti yang dikenal sekarang, telungkup kedepan ). Meskipun banyak Icarus II dan Icarus V dibuat berdasarkan rancangan yang dijual oleh Kiceniuk, tetapi layangan-layangan ini tidak pernah diproduksi secara komersial. Barulah di akhir tahun-tahun 90an gantolle bersayap kaku pertama mendapatkan sukses komersial di pasar ( Extacy namanya ). Jenis gantolle ini mempunyai rangka utama dari serat karbon, yang mempertahankan bentuk layangan agar tidak mudah berubah. Sudut depan ( Nose ) dan bentangan sayap sedikit lebih tinggi, juga kain layar lebih liat dan kaku.

GANTOLLE DI INDONESIA
            Pertumbuhan gantolle di Indonesia dimulai pada tahun 1974, ketika beberapa mahasiswa ITB merasa tertarik pada tayangan film olahraga di televisi dimana seseorang bisa melayang-layang di udara menggunakan peralatan sejenis layangan besar. Selanjutnya para mahasiswa yang berjumlah 7 orang itu (Achmad Kalla, Erwin Kurniadi, Imron Zubaidi, Nanang Azhari, Adjie Waseso, Syaiful B. dan Fachruddin), yang kemudian diikuti oleh Ibrahim bersaudara, Erlangga dan Ervan, mulai mengembangkan usaha-usaha untuk mewujudkan keinginannya. Pada saat yang bersamaan, Direktur LAN, Ir. Herudi Kartowisastro yang telah memiliki sebuah peralatan olah raga layang gantung (hadiah dari Wiweko Supono) dan beberapa orang dosen ITB juga menaruh perhatian pada olah raga ini. Maka terjadilah kerjasama antara para mahasiswa Achmad Kalla dkk, Herudi Kartowisastro dan Wiweko Supono. Pada tahun 1976, PI. Indo Extrussion berhasil membuat kerangka pesawat/ layangan, aluminium type 6061-T6, menggunakan cetakan yang diberikan oleh PT. Federal Motor Jakarta. Pada tahun 1977, telah berhasil dibuat sebuah layangan yang bentuk dan ukurannya sama persis dengan peralatan layang gantung milik Herudi Kartowisastro, namun mengalami kegagalan dalam percobaan penerbangan. Erwin Kurniadi hanya berhasil menerbangkan layangan ini selama dua detik. Pada tanggal 5 Juli 1977 di Bukit Lagadar, sebuah bukit dengan ketinggian 60 meter di sebelah selatan Cimahi, Ervan Ibrahim, dibawah bimbingan Herudin Kartowisastro, berhasil terbang melayang selama 30 detik. Sejak itulah khayalan para mahasiswa untuk "terbang bagaikan elang" menjadi kenyataan. Dan pada tanggal 22 Juli 1977, mereka pun mendirikan sebuah perkumpulan Layang Gantung pertama di Indonesia yang diberi nama "Gantolle".

CARA TERBANG

              Gantolle adalah ordirga yang mengandalkan angin, di butuhkan arah dan kekuatan angin yang tepat. Oleh karena itu faktor cuaca sangat menentukan dalam ordirga ini. Untuk mulai melayang dan mendarat dibutuhkan arah angin yang sedapat-dapatnya tegak lurus datang dari depan (head wind). Yang menyebabkan layangan / pesawat gantolle dapat terangkat ke atas terutama adalah karena penampang sayapnya, yang mirip dengan sayap pesawat terbang. Di samping itu adanya termal (udara panas yang membubung naik) dan dorongan angin yang mengarah ke atas, misalnya di pinggir tebing yang curam yang di terpa angin dari depan, ikut member lift (daya angkat) pada gantolle. Start atau peluncuran awal (launch) gantolle dapat dilakukan dengan berbagai cara. Teknik paling sederhana dan umum adalah dengan berlari menuruni lereng bukit atau meluncur dari tebing. Dari tempat datar, peluncuran gantolle dapat di lakukan dengan system towing (ditarik dengan kawat baja oleh mesin penarik dari jarak tertentu), meluncur dari mobil yang bergerak (sambil mengulur tali baja dimana gantolle tersangkut dan pelan-pelan melayang naik) atau di tarik dan di bawa terbang oleh pesawat bermesin (aerotowing). Dengan sistem aerotowing ini layangan di tarik dan di biarkan terbang sampai ketinggian tertentu, untuk kemudian melepaskan diri dan selanjutnya terbang sendiri. Selain cara-cara di atas masih ada teknik lain yang lebih canggih yaitu dengan menggunakan harnes (pakaian khusus pilot agar bisa bergantung pada pesawat ) yang bermesin atau yang lebih eksotis meluncur dari balon yang sedang melayang amat tinggi di udara.

              Dengan memanfaatkan termal dan angin lambung yang terus menerus dan sambung-menyambung (misalnya di deretan tebing gunung dan bukit), meskipun tanpa mesin apapun, gantolle bisa terbang amat tinggi dan lama. Ia juga bisa cross-country (Terbang Lintas Alam) mencapai jarak yang amat jauh dari tempat awal peluncurannya. Di Indonesia rekor terjauh adalah sekitar 92 Km yang di buat oleh Roy Sadewo pada tahun 1995 di Wonogiri Jawa Tengah. Sedang rekor dunia Lintas Alam Tak Terbatas adalah 761 km yang dibuat Dustin Martin dan Jonny Durand di Zapata, Texas, Amerika Serikat pada 3 Juli 2012. Penerbangan mereka berlangsung sekitar 11 jam dengan kecepatan rata-rata 69 km/jam. Dustin memakai layangan merk Wills Wing jenis T2C 144, sedangkan Jonny memakai layangan Moyes Litespeed RX 3.5. Tak lama setelah matahari terbenam pukul. 21.01 waktu setempat, Jonny mendarat pukul 21.02 dan Dustin beberapa menit kemudian, 3 km setelah lokasi pendaratan Jonny.

PRESTASI GANTOLLE SUMATERA BARAT
Tim Gantolle Sumatera Barat mulai mengikuti Kejuaraan yang bersifat nasional maupun kejuaraan- kejuaraan lain, baru sejak tahun 2006
Kejuaraan yang diikuti selama ini adalah :
1. Kejuaraan Gantolle Sawahlunto Open 1 – 4 Desember 2012
2. PON XVIII di Provinsi Riau 9 – 20 September 2012
3. Babak Kualifikasi PON XVIII dan Kejurnas Gantolle, Bogor 8 – 16 Oktober 2011
4. KEJURNAS Gantolle Wonogiri, Jawa Tengah 25 September – 2 Oktober 2010
5. KEJURNAS Gantolle Seri 1 di Tapanuli Utara, Sumatera Utara 10 – 13 Juni 2010
6. KEJURNAS Gantolle di Timbiz, Bali tahun 2009
7. PON XVII di Kalimantan Timur 2008
8. Kejuaraan Terbuka Gantolle, Bupati Taput Cup, April 2008
9. Kejuaraan Terbuka Gantolle, Bupati Taput Cup, 29 Mei – 3 Juni 2007
10. Kejurnas 2007 (Babak Pra-kualifikasi PON XVII 2008) Lanud Sulaiman, Bandung Jawa Barat 21 – 28 Juli 2007
11. Kejuaraan Terbuka Gantolle, Lake Toba Eco Tourism Sport, Samosir Mei 2006

Dengan Prestasi :

1. Juara 1 Kelas A Kategori Sambar pita dan Ketepatan Mendarat pada Kejuaraan Terbuka Gantolle Sawahlunto Open 1 – 4 Desember 2012
2. Juara ke 2 Kelas A Kategori Terbang Lintas Alam pada Babak Kualifikasi PON XVIII di Lanud Atang Sendjaja. Bogor Jawa Barat 8 – 16 Oktober 2011
3. Juara ke 3 Kategori Goal and Race di Kelas B Pada KEJURNAS Gantolle Wonogiri, Jawa Tengah 25 September – 2 Oktober 2010
4. Juara ke 3 Kategori Spot Landing di Kelas B Pada KEJURNAS Gantolle Wonogiri, Jawa Tengah 25 September – 2 Oktober 2010
5. Juara ke 3 Kategori Spot Landing di Kelas C Pada KEJURNAS Gantolle Wonogiri, Jawa Tengah 25 September – 2 Oktober 2010
6. Juara Ke 2 Kategori Speed Gliding di Kelas B Pada KEJURNAS Gantolle Seri 1 di Tapanuli Utara, Sumatera Utara 10 – 13 Juni 2010
7. Juara Ke 2 Kategori Streamer Catching (Sambar Pita) di Kelas B Pada KEJURNAS Gantolle Seri 1 Di Tapanuli Utara, Sumatera Utara 10 – 13 Juni 2010
8. Juara Ke 2 Kategori Goal and Race, Kelas Intermediate pada KEJURNAS Gantolle di Timbis, Bali Agustus 2009
9. Juara ke 2 Kategori Spot Landing, Kelas Intermediate pada KEJURNAS Gantolle di Timbis Bali, Agustus 2009
10. Juara Ke 3 Kategori Duration (Lama Terbang), Kelas Intermediate pada Kejuaraan Terbuka Gantolle, Bupati Taput Cup, April 2008
11. Juara Ke 2 Kategori Duration (Lama Terbang), Kelas Intermediate pada Kejuaraan Terbuka Gantolle Bupati Taput Cup, 29 Mei – 3 Juni 2007


Demikianlah sekelumit perkenalan dengan ordirga gantolle. Yang berminat mengetahui lebih lanjut ordiga ini, atau berkeinginan untuk menjajalnya, silahkan Sipatuang Hang Gliding Club