Kamis, 23 Desember 2010

Senin, 20 Desember 2010

Tahun 1950, Negara Ini Termiskin, Tapi Tahun 2010 Negara Ini Sangat Maju



1950, KOREA SELATAN adalah salahsatu negara termiskin di dunia. Sama miskinnya dengan negara-negara termiskin di Afrika dan Asia. Ekonominya hanya bersandar pada pertanian, belum lagi sempat hancur gara-gara pendudukan Jepang dan Perang Korea.




Dalam 4 dekade, Korea Selatan berubah cepat dari negara termiskin, menjadi salahsatu Negara paling kaya dan tercanggih di dunia dengan nilai ekonomi Trilyunan dollar.
Tahun 1963, GDP perkapitanya cuma $100. Tahun 1995 sudah $10.000. 2007, $25.000. Goldman Sachs meramalkan Korea tahun 2050 nanti akan jadi negara terkaya nomor 2 di dunia, mengalahkan semua bangsa lainnya kecuali Amerika dengan pendapatan perkapita $81.000. Korea, juga tercatat sebagai bangsa dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah.
Dan inilah keadaan kota Korsel yang berubah menjadi kota nan mewah ini.





Produk-produk elektronik Korea, Samsung dan LG, telah menguasai dunia. Dari ponsel canggih, televisi plasma, LCD, sampai semikonduktor. LG sendiri sekarang adalah perusahaan pembuat panel plasma terbesar di dunia. Samsung, adalah konglomerat terbesar di dunia, yang hanya kalah oleh General Electric.
Industri pembuatan kapal Korea, Hyundai dan Samsung Heavy Industries, adalah yang terbesar di dunia dan mengalahkan Jepang tahun 2004. Hyundai, juga menjadi perusahaan otomotif ke 5 terbesar di dunia.
Korea juga telah jadi negara termaju di dunia dalam hal infrastruktur teknologi. Sejak tahun 2000, seluruh masyarakat Korea telah menikmati jaringan internet 100 Mbit/detik, siaran televisi interaktif high-definition, teknologi komunikasi 4G.
Awalnya biasa saja
Ekonomi dibangun dengan membangun industri-industri standar negara berkembang, tekstil, sepatu, yang mudah dan ringan. Tapi pemerintah sudah sekaligus mempersiapkan segalanya, infrastruktur, sumberdaya, dan pengetahuan untuk level industri selanjutnya. Industri berat dan strategis, baja, otomotif, perkapalan. Bukan untuk dimajukan, tapi untuk mengusai dunia.
Sejak awal, strategi besar Korea adalah export oriented. Mereka harus mempersiapkan diri dan berjuang untuk merebut pasar dunia! Ini akibat dari keadaan yang sama seperti Jepang, sumberdaya alam yang sangat terbatas dan pasar dalam negeri yang kecil. Export Oriented! Berjuang keras sejak dini untuk merebut pasar dunia.
Pemerintah memberikan dukungan yang kuat untuk dunia usaha. Infrastruktur, modal yang murah, pajak rendah untuk industri unggulan, dan, sumberdaya manusia berkualitas tinggi. Birokrasi dibuat super efisien dan berkualitas tinggi. Para birokrat dididik dengan proses belajar dan disiplin kelas dunia. Hanya yang terbaik yang ada dalam birokrasi. Yang tidak efisien, langsung dipotong. Tidak ada waktu untuk birokrasi korup.
Para konglomeratnya, Hyundai, Samsung, dan LG juga adalah pejuang yang sangat nasionalis. Mereka pada dasarnya akan berjuang mati-matian menembus pasar dunia demi kemajuan bangsa Korea. Dengan, atau tanpa bantuan dari pemerintah.
Para pemimpin Korea juga punya visi yang sangat maju dalam penyerapan dan pengembangan teknologi. Inilah kunci dari semua bangsa-bangsa termaju. Tahun 1959, pemerintah Korea sudah mendirikan Korean Atomic Energy Commision. Pertengahan tahun 1960, Kementerian Sains dan Teknologi dibentuk. Lalu Korea Institute of Science and Technology yang dibentuk untuk riset industrial.
Dan setelah itu, proses pembelajaran sains dan teknologi dilakukan secara besar-besaran. Para ilmuwan asing dan segala macam teknologi terbaru dari Barat diserap habis-habisan. Persis seperti Jepang. Riset dan penelitian digalakkan, orang-orang serta badan-badan riset yang unggul diberi dana yang sangat besar oleh pemerintah. Industri-industri dengan potensi pasar masa depan yang besar dianalisis dan dikejar habis-habisan, baik oleh pemerintahnya maupun swasta.
Industri-industri utama Korea Selatan sekarang adalah otomotif, semikonduktor, elektronik, pembuatan kapal, dan baja. Korea juga dengan intens mengembangkan industri-industri strategis masa depan, seperti Nanoteknologi, Bioteknologi, Teknologi Informasi, Robotika, dan teknologi ruang angkasa.
Korea mempunyai robot humanoid ke 2 di dunia, HUBO, robot berkepala Einstein. (Robot humanoid pertama dunia adalah Asimo dari Jepang). Korea juga berambisi menjadi “World’s Number 1 Robotics Nation”, bangsa pengguna robot terbesar dunia, 2025 nanti.
“THE KOREAN BIG SECRET!”
Dan bagaimana cara agar bangsa Korea punya kemampuan yang tinggi untuk menyerap sains dan teknologi ? Kuncinya adalah ….
Pembangunan manusia-manusia unggul!
Manusia-manusia unggul yang punya kemampuan tinggi dalam menyerap ilmu dan teknologi. Pembangunan manusia-manusia unggul, lewat pendidikan unggul. Pendidikan terbaik di dunia.
Sejak lama, pemerintah telah berjuang agar anak-anak Korea memiliki nilai matematika dan sains yang tinggi. Tidak dalam ukuran Korea sendiri, tapi dalam skala global. Jadi sistem pendidikan terbaik di dunia harus dibentuk.
Ahli-ahli pendidikan terbaik di dunia, pakar-pakar sains dan teknologi termaju didatangkan untuk membentuk sistem pendidikan Korea. Berbagai usaha dilakukan agar universitas-universitas di Korea bisa sejajar, dengan Harvard dan MIT, terutama dalam advanced science dan technology.
Sejak awal 70-an, walaupun sangat berat, pemerintah telah memberikan lebih dari 20% anggarannya untuk mengakselerasikan proses belajar bangsa itu. Untuk menciptakan generasi super cerdas. Anak-anak Korea juga didorong untuk belajar ke kampus-kampus paling terkemuka dunia, Harvard, Princeton, MIT.
Dan Korea telah berhasil. Tingkat IQ Korea secara nasional adalah yang tertinggi di dunia. Dan anak-anak Korea juga memiliki ranking teratas dalam kemampuan matematika, sains, problem solving, dan membaca dalam peringkat OECD, Organisation for Economic Co-operation and Development.

asal : http://uniqpost.com/10199/

Rabu, 04 Agustus 2010

Menguak Jatuh Bangun Perjalanan Sosro Rintis Perusahaan Besar

Berjibun komentar bela sungkawa datang. Tak hanya dari pengusaha, tapi juga dari Tweeps, Facebooker, hingga Blogger. Mereka kehilangan orang yang mereka kagumi, bos Teh Botol Sosro, Soetjipto Sosrodjojo. Generasi kedua ini meninggal dunia Rabu lalu, pukul 01.15, pada usianya yang ke 77.

Dalam Twitter, akun Mrbambang menulis, "Apapun makannya, minumnya teh botol sosro. Pendiri Sosro, Sutjipto Sosrodjojo wafat. Semoga tenang di alam sana. Kami akan tetap minum teh sosro." Demikian juga dengan akun Fabeilo, "Terima kasih buat pak Sutjipto Sosrodjojo buat Teh Botol Sosro-nya..."

Itu merupakan sebagian komentar untuk sang inovator yang berhasil membawa Teh Botol Sosro menjadi merek terkenal. Pewaris kerajaan bisnis Sosrodjojo ini, mengoperasikan usahanya sekitar tahun 1965-1990 dengan tiga saudara yang lain, yaitu Soemarsono Sosrodjojo, Soegiharto Sosrodjojo, dan Surjanto Sosrodjojo. Namun, Soemarsono telah meninggal dulu.

***
Seperti diberitakan dari website perusahaan, usaha ini bermula pada 1940. Saat itu, Sosrodjojo, ayah Soetjipto, memulai usahanya di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, Slawi. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol. Pemasarannya masih terbatas, hanya seputar Jawa Tengah saja.

Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya. Pada 1953, dia berani merambah ke Jakarta. Saat itu, di Jawa Tengah, Teh Cap Botol sudah sangat terkenal.

Sosrodjojo menggunakan strategi 'Cicip Rasa'. Dia membagikan contoh produk di ibukota. Dia datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar.

Namun, cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlalu lama, sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.

Sosrodjojo pun memutar otak. Ia tidak lagi menyeduh teh langsung di pasar. Tetapi teh dimasukkan dalam panci-panci besar yang selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan.

Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh itu dikemas ke dalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung, karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak.

Pada 1969 muncul gagasan teh siap minum dalam kemasan botol. Pada 1970, teh dalam kemasan botol diproduksi masal. Setelah usaha ini pesat, pada 1974 keluarga Sosro mendirikan PT Sinar Sosro yang mengelola pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia. Bahkan, Sosro mengklaim, teh kemasan botol merupakan yang pertama di dunia.

Model botol untuk kemasan Teh Botol Sosro mengalami tiga kali perubahan, masing-masing pada 1970, pada 1972, dan terakhir pada 1974. Desain terkhir hingga kini masih dipertahankan.

***

Kini, sejak awal 1990, bisnis ini mulai dikelola oleh Generasi Ketiganya, cucu Sosrodjojo. Inovasi pun terus dilakukan. Mereka tak hanya memasarkan Teh Botol saja. Mereka merambah dengan teh aneka rasa, air minum dalam kemasan, hingga jus dalam kemasan.

Semua usahanya dikelola melalui dua perusahaan. PT Sinar Sosro, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A. Serta PT Gunung Slamat, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Produk-produknya adalah Teh celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu, dan Teh Berko.

Pepatah ini disampaikan kepada saya oleh Soegiharto Sosrodjojo (terlahir Souw Hway Gie), perintis teh wangi Cap Botol yang kini merajai pasar minuman teh dalam botol. Seperti Djarum, pabrik teh wangi Cap Botol juga pernah ludes dimakan api. Tetapi Soegiharto bangkit kembali. Tidak seperti pabrik teh wangi lain yang "berkutat" di sekitar Tegal, Soegiharto merebut pasar Jakarta. Dengan keberhasilan menguasai Jakarta, pasar nasional hanyalah sebuah keniscayaan. Kemudian, dengan kedua adiknya-Soetjipto dan Surjanto-ia mengembangkan minuman teh yang dikemas dalam botol, dan kini Teh Botol Sosro adalah juara Indonesia.

Inovasi yang sempat "bikin malu" ini dikenang Soegiharto. "Awalnya karena saya sering malu disindir orang ketika melakukan propaganda cicip rasa ke konsumen. Saya dengar orang-orang bilang: namanya Teh Botol kok disajikan dalam cangkir?" begitu kata Soegiharto mengenang. "Dulu saya juga diketawain orang. Ngapain jual minuman teh dalam botol? Di warung-warung nasi kan teh disediakan gratis?"

Pada ulang tahunnya yang ke-75, Soegiharto memanggil kelima anaknya. Hari itu ia mengundurkan diri secara total dari kepengurusan dan kepemilikan. Ia bahkan tidak lagi menjadi komisaris. Seluruh kepemilikannya dibagi rata kepada lima anaknya. Hanya tiga anaknya-Peter, Joseph, dan Sukowati Sosrodjojo-yang duduk di puncak manajemen. Cucu-cucunya-generasi ketiga-masih terlalu muda untuk dilibatkan.

Obligasi Sosro yang sukses pada 2001 membuat mereka tampaknya mulai berpikir-pikir untuk menawarkan saham perdana. Apalagi karena perusahaan sudah terdiversifikasi ke industri perhotelan (Mercure Rekso di Jakarta dan proyek hotel berbintang enam di Pecatu, Bali), perkebunan teh, dan baru-baru ini memenangi waralaba McDonald's di Indonesia. Kini semua unit bisnis strategis itu tergabung dalam Rekso Group.

Ya, sangat boleh jadi, langkah IPO (initial public offering) yang akan membawa Rekso Group mampu menembus usia 100 tahun. Bahkan lebih! (fn/vs/tm) www.suaramedia.com

Kunci Menemukan Rekanan Ideal

Saya menyadari nilai rekanan marketing.

Rekanan marketing adalah pengusaha lain yang bersedia melakukan lintas pasar produk dan jasa Anda pada prospek dan klien.


Tidak semua orang menjadi “calon rekan yang ideal.” Terkadang Anda harus memperjelas dengan siapa Anda ingin bermain sehingga Anda tidak perlu telalu banyak pilihan.

Mindset Rekanan. Apakah orang tersebut memiliki kriteria yang dibutuhkan sebagai seorang rekanan? Tidak semua orang bisa. Faktanya, beberapa orang menjadi rekan yang buruk karena mereka terlalu mandiri atau mereka tidak suka bermain dengan orang lain. Penting untuk memahami mengapa sesorang mengejar rekanan tersebut. Apakah mereka menginginkan penjualan yang cepat atau mereka sangat ingin bergabung dengan Anda dalam bisnis jangka panjang?

Penyelarasan Nilai. Dengan mengetahui 3 nilai teratas, maka bisa membantu Anda memperjelas apa yang dibutuhkan untuk jangka panjang. Jika nilai inti seseorang adalah kemandirian dan yang lainnya adalah kolaborasi, mungkin pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan akan berat. Ini sangat dibutuhkan jika Anda bekerja sama dalam menyelesaikan proyek.

Berbagi visi. Apakah Anda berbagi hasrat untuk keluaran yang dihasilkan? Apakah Anda berdua melihat keluaran yang sama? Atau apakah seseorang ingin melepaskan peluang mereka dan yang lainnya ingin memiliki kerja sama dalam jangka panjang. Apakah Anda pernah bertemu pasangan suami-istri dimana yang satu ingin anak sedang yang satunya tidak? Akhirnya mereka berpisah. Berbagi visi untuk keluaran yang dihasilkan penting untuk menjaga keselarasan dalam hubungan.

Gaya kerja yang kompatibel. Ini sangat penting. Apakah Anda berdua memimpikan bekerja dengan jam yang lama dan berat untuk mencapai tujuan?. Apakah orang tersebut memiliki anak yang lebih membutuhkan perhatian mereka? Apakah Anda berdua bersedia melakukan apapun untuk menyelesaikan pekerjaan?

Kekuatan yang saling melengkapi. Jika Anda berdua suka melalui hal yang sama dan tidak ada satupun yang mau mengerjakan pekerjaan lain, maka Anda akan bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Akankah Anda melimpahkan ke pihak lain?

Pastikan Anda berdua memiliki kualifikasi untuk melakukan peran Anda – atau yang lain yang bisa menyebabkan tekanan dan kekecewaan.

Saat Anda meluangkan waktu untuk menggali minat terbaik Anda akan menjadikan bahan kerjasama yang baik, saya mendorong Anda untuk meluangkan waktu untuk menggali jika rekan pengusaha Anda akan menjadi “rekan” yang baik. Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan saat ditengah-tengah proyek Anda menyadari tidak suka berbisnis dengan orang tersebut.

Saat Anda menggali kunci diatas dan siap untuk melangkah, pastian untuk menetapkan perjanjian (saya sarankan memiliki kontrak). Jika Anda mengikuti langkah-langkah di Metode Tujuan yang tidak bisa terhentikan, Anda akan menyadari bahwa Anda memiliki dasar yang kuat untuk menciptakan sukses bersama “yang tidak tertahankan”.

Happy partnering!

Penulis: Melanie Benson Strick,

Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com
Artikel: www.pengusahamuslim.com

Rabu, 14 Juli 2010

Bancano Patuih Tongga



Lagu Ini di bawakan oleh Ody Malik untuk mengenang terbakarnya Istana Basa Pagaruyuang yang menurut saksi mata katanya di sebabkan oleh Petir.
Istano Basa Pagaruyung yang terletak di Batusangkar Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat terjadi pada Hari Selasa, 27 Pebruari 2007 Pukul 19.10 WIB

Istano Basa Pagaruyung adalah Bangunan Rumah Gadang Minangkabau yang merupakan duplikat aslinya, terbuat dari bahan ijuk sebagai atapnya dan kayu yang mudah terbakar, yang dibangun kembali pada tanggal 27 Desember 1976. Sebelumnya Istano ini adalah merupakan bangunan Rajo Alam yang telah dibakar oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada Tahun 1804. Istano Basa Pagaruyung terdiri dari 11 Gonjong, 72 buah tonggak dan 3 lantai. Bangunan ini dilengkapi dengan surau, tabuah dan rangkiang patah sembilan. Bangunan Istano Pagaruyung terletak pada areal seluas lebih kurang 3,5 ( tiga setengah ) hektar.


Istano Basa Pagaruyung merupakan icon Pariwisata Sumatera Barat yang merupakan kekayaan Sumatera Barat dan melambangkan adat serta budaya Minangkabau. Menurut saksi mata kebakaran disebabkan oleh sambaran petir pada gonjong paling barat yang merupakan salah satu dari dua gonjong yang paling tinggi, lebih kurang 60 meter. Dan menurut informasi dari masyarakat juga cukup banyak alat elektronik milik masyarakat dirumah-rumah yang rusak akibat sambaran petir tersebut.Pada waktu petir menyambar, hari dalam keadaan hujan dan hujan reda setelah api mulai hidup menjalar membakar atap Istano Basa Pagaruyung yang terbuat dari ijuk. Bunga Api yang berterbangan juga membakar habis Rangkiang Patah Sembilan yang terletak di depan Istano Basa Pagaruyung, berjarak lebih kurang 25 meter.

Yang sangat disayangkan Barang-barang berharga di atas Istano Basa Pagaruyung hanya sebagian kecil yang dapat diselamatkan, baik berupa benda-benda kuno, pelaminan, buku-buku dan lain sebagainya. Untungnya dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa manusia.
Sepenggal kisah Pagaruyung di abadikan dalam bentuk lagu yang dinyanyikan oleh Ody malik. Dalam Lirik lagu ini tersimpan Pesan moral kepada kita



Berikut Liriknya

Manggaga si patuih tungga
ondeh lah malang oi mulo bancano tibo
istano nan tak barajo
yo lalai kanduang oi hanguih pupuih manbaro

patuih tongga mararah mangusih
gampo malendo susah nasib kami
ondeh lah malang oi
banyak nyawo nan pai
nan tingga maituang ituang diri

Di lereng bukik nan sunyi
ondeh lah malang oi...mananti sasuok nasi
marinai hujan turun ka bumi
yo lalai kanduang oi baa pun lano kami

apo salah kanduang doso kito
mako seso sansai timpo batimpo
yo mungkin kanduang oi..ii tuhan bosan manyapo
basaba kito banyak nan lupo
Lupo.. lupo kito lupo jo diri

Reef: oooooooiiii
banyak malin lupo kaji
sarantiang tinggi lupo janji
nan capek batua buto hati
nurani hampo tak barisi

Itu bana kanduang sapantun kusuit sarampang bungo
apo mungkin kusuiknyo si gulamai rayo manyudahinyo

Mudah-mudahan bermanfaat..

Download lagunya



asal;dari paman google

Kemaren, Hari Ini, dan Esok

Yang petama:Hari kemarin.
Anda tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapankan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi
Kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkanlah hari kemarin lewat lepaskan saja.


Yang kedua:Hari Esok:
Hingga mentari esok terbit ,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria esok hari.
Esok hari belum tiba biarkan saja..

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertitup.
Pintu masa depan pun belum terbuka.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila
Anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan
ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini .
Karena masa lalu dan masa depan hanyalah pemainan
Pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini,
Hari yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan
Rasa hormat,meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini.
Karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan
Pada orang lain bukan karena siapa mereka,
Tetapi karena siapakah diri anda sendiri.


Jadi, Jangan biarkan masa lalu mengekangmu
Atau masa depan membuatmu bingung,lakukanlah
Yang tebaik HARI INI dan lakukan sekarang juga.

asal:Renungan kisah Inspiratif Fesbuk

Sabtu, 10 Juli 2010

BELAJAR DARI SAYAP GANTOLLE BERBENTUK V YANG DIURAIKAN FORMASI ANGSA



Kata Orang yang tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”. Formasi V hampir mirip dengan Sayap Gantolle yang berbentuk V, jadi jika kita bias ambil Pelajaran..:

PERTAMA
Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarakterbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbang sendiri-sendiri.

Pelajaran pertama yang bisa kita Petik :
Hal yang dapat kita ambil pelajaran dalam kehidupan bermasyarakat adalah bahwa kebersamaan dengan pola aturan yang sudah disepakati bersama akan memberikan daya dukung yang lebih baik daripada kita hidup sendiri-sendiri. Tujuan bersama akan lebih cepat dan lebih mudah kita capai karena kita menjalani kebersamaan ini dengan saling dukung antara satu dengan yang lain. Sudah seharusnya kita bisa saling dukung !. Karena angsa saja bisa !

KEDUA
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya.

Pelajaran kedua Yang bisa kita Ambil:
Logikanya, jika kita mengambil langkah menyendiri, acuh tak acuh, apatis terhadap kebersamaan, maka sebenarnya ‘serigala selalu menerkam kambing-kambing’ yang sendirian. Dalam kebersamaan, kita akan bisa menerima bantuan ketika kita membutuhkan, pun bisa memberikan bantuan bagi yang membutuhkan. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu dengan seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

KETIGA
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran ketiga yang bisa kita petik :
Dari fakta ini bisa kita petik hikmah akan regenerasi bagi kepemimpinan. Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Kita yakin potensi semua partner. Tapi, manusia saling bergantung satu sama lain dalam pengetahuan, keterampilan, kemauan, kapasitas, karunia lain yang unik, serta talenta atau sumber daya lainnya.

KEEMPAT
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran KEEMPAT yang bisa kita ambil hikmahnya :
Kita harus memastikan bahwa ucapan kita akan memberi dukungan kekuatan, bukan melemahkan. Semua partner dalam suatu lingkungan akan saling memperkuat, sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih besar. Dukungan dalam satu kesatuan hati dilandasi nilai-nilai luhur adalah kualitas suara dan ucapan partner yang diharapkan bersama oleh semua partner dalam suatu lingkungan.

KELIMA
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran KELIMA yang bisa kita terapkan :
Luar biasa !. Kalau saja kita berperasaan seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat yang berada dalam kesulitan, seperti ketika keadaan segalanya tengah dalam kondisi baik, dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat tegar & bangkit kembali.

Semangat Angsa...
eh..Semangat Teman2..
di share: dari Berita Koran Fesbuk.

Kamis, 01 Juli 2010

Sejarah Pembantaian Rakyat Palestina

Pada 1948, orang Yahudi bukan hanya mampu 'mempertahankan diri' tapi juga
MELAKUKAN PENYIKSAAN-PENYIKSAAN MASIF. Malah, menurut mantan direktur dinas
arsip tentara Israel, ''di hampir semua desa Arab yang kami duduki selama
Perang Kemerdekaan, tindakan-tindakan yang dilakukan DAPAT DIGOLONGAN
SEBAGAI KEJAHATAN PERANG, SEPERTI PEMBUNUHAN, PEMBANTAIAN MASSAL DAN
PERKOSAAN''....Uri Milstein, pakar ternama sejarah militer Israel tentang
perang 1948, melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa 'SETIAP
PENYERANGAN BERAKHIR DENGAN PEMBANTAIAN MASSAL TERHADAP WARGA ARAB'."''''

Berikut beberapa Pembantaian yang dilakukakn oleh zionis tersebut:

1. Pembantaian Di Desa Sa’sa’14 Februari tahun 1938,
kelompok teroris Zionis bernama Palmach, menyerang
desa Sa'sa' di kawasan Palestina pendudukan dan membantai massal penduduk
desa itu. Aksi teror yang berlangsung hingga keesokan harinya itu,
menghancurkan 20 rumah warga dan menewaskan 60 orang, yang sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak. Kelompok Palmach adalah divisi pembunuh rahasia dari kelompok militan Zionis, Haganah.

2. Peledakan Dua Bom di Pasar sayur 25 Juli tahun 1938,
kelompok teroris rezim Zionis melakukan peledakan dua
bom di pasar yang menjual sayur-sayuran dan menewaskan 62 warga Palestina
dan melukai ratusan orang lainnya. Tujuan dari aksi teroris ini adalah untuk
menciptkan rasa ketakutan di tengah warga Palestina sehingga mereka
terdorong untuk pergi meninggalkan tanah air mereka. Penyerangan atas
desa-desa dan kota-kota yang padat penduduk sipil merupakan metode utama
yang hingga kini masih terus digunakan oleh rezim Zionis untuk menciptakan
kengerian dan ketakutan terhadap warga Palestina.

3. Peledakan di Hotel Malik Daud 12 Juli 1946,
hotel Malik Daud di Baitul Maqdis Palestina, diledakkan
oleh kelompok teroris Zionis yang bernama kelompok Irgun. Hotel Malik Daud
itu banyak dikunjungi oleh warga Palestina. Akibat ledakan tersebut, lebih
dari 200 warga Palestina tewas. Di antara para korban terdapat 15 orang
Yahudi yang merupakan bukti bahwa kelompok teroris Zionis demi mencapai
tujuan mereka tidak segan-segan membunuh saudara sebangsa mereka sendiri.

4. Pembantaian King David, 1946: 92 tewas
Serangan ini dilakukan oleh organisasi teroris Irgun dan sepengetahuan David Ben Gurion, pejabat teras Zionis dalam masa itu. Sejumlahl 92 orang, terdiri atas orang Inggris, Palestina, dan Yahudi terbunuh dan 45 orang terluka parah.

5. Pembantaian Baldat Al-Shaikh, 1947: 60 tewas
Enam puluh orang Palestina yang tengah terlelap di tempat tidurnya, di antara mereka para wanita, anak-anak, dan orang tua, kehilangan nyawanya karena serangan ini, yang dilakukan oleh 150-200 teroris Zionis. Serangan dimulai pada pukul 2 pagi dan berlangsung selama 4 jam.

6. Pembantaian Yehida, 1947: 13 tewas
Di Yehida, salah satu pemukiman pertama Zionis, para penyerang yang berpakaian seperti tentara Inggris menembaki orang-orang Islam.

7. Pembantaian Khisas, 1947: 10 tewas
Dua mobil yang dipenuhi anggota-anggota Haganah memasuki desa Khisas di perbatasan Libanon dan melakukan penembakan pada seseorang yang melintasi jalan mereka.

8. Pembantaian Qazaza, 1947: 5 anak-anak tewas
Lima anak kehilangan jiwanya dalam peristiwa ini, ketika teroris Zionis menembaki sebuah rumah dengan membabi buta.

9. Pembantaian di Desa Husainiyah 13 Maret 1948. Dalam serangan ini, kelompok
Hagana menghancurkan rumah-rumah milik warga sipil Palestina dan 60 warga
desa itu dibunuh massal. Pada hari itu pula, tentara Zionis meledakkan
rumah-rumah di Baitul Maqdis sehingga membunuh dan melukai sejumlah orang
Palestina. Pada saat itu, kaum Zionis tengah melakukan persiapan untuk
memproklamasikan berdirinya pemerintahan illegal Israel. Melalui
tindakan-tindakan teror ini, mereka berharap bisa menakut-nakuti rakyat
Palestina agar meninggalkan tanah air mereka.

10. Peledakan Kereta Api 31 Maret tahun 1948,
dalam kelanjutan aksi teror yang digelar orang-orang Zionis di Palestina, sebuah kereta api penumpang yang datang
dari Kairo, Mesir, menuju kota pelabuhan Haifa di Palestina diledakkan oleh
sekelompok orang Zionis yang tergabung ke dalam organisasi teroris Stern.
Dalam insiden tersebut, 40 penumpang kereta api tewas dan 60 lainnya
menderita luka-luka serius. Empat hari sebelumnya, insiden serupa terjadi di
kawasan yang sama. Dalam peristiwa tersebut, 24 warga Palestina tewas dan 61
laninya cedera. Tindakan orang-orang Zionis tersebut adalah bagian dari
rangkaian operasi teror yang dilakukan orang-orang Israel dengan tujuan agar
jumlah pengungsi Palestina yang semakin bertambah banyak hingga orang-orang
Israel bisa lebih leluasa mendirikan negara Israel raya.

11. Pembantaian Di Haifa,22 April tahun 1948,
menjelang diresmikannya pendirian negara illegal
Israel, pasukan Zionis menyerang sebuah kota pelabuhan bernama Haifa yang
terletak di barat laut Palestina. Dalam serangan ini, 500 warga Palestina
terbunuh dan 200 lainnya luka-luka. Kaum perempuan dan anak-anak Palestina
yang ketakutan, melarikan diri ke daerah pelabuhan untuk menyelamatkan diri.
Namun, tentara Zionis mengejar mereka dan membunuh 100 orang serta melukai
200 lainnya. Alasan dilakukannya serangan keji ini oleh Zionis adalah karena
semakin dekatnya pendirian negara Israel, yaitu tanggal 14 Mei 1948 dan
untuk menakut-nakuti warga Palestina agar pergi meninggalkan tanah air
mereka.

12. Pembantaian Hotel Semirami, 1948: 19 tewas
Dalam sebuah operasi yang ditujukan untuk membuat orang-orang Palestina merasa tidak aman dan memaksa mereka keluar dari Yerusalem, sekelompok teroris Zionis yang dipimpin oleh presiden Israel pertama, David Ben Gurion, meledakkan Hotel Semirami. Sembilan belas orang terbunuh.

13. Pembantaian Naser al-Din, 1948
Sekelompok teroris Zionis berpakaian tentara Arab menembaki penduduk kota yang meninggalkan rumahnya untuk menyambut mereka. Hanya 40 orang yang lolos dari pembunuhan ini, dan desa tersebut terhapus dari peta.

14. Pembantaian Tantura, 1948: 200 tewas
Tantura, sekarang rumah dari sekitar 1500 pemukim Yahudi, adalah sebuah tempat pembantaian besar-besaran atas orang-orang Islam pada tahun 1948. Sejarawan Israel Teddy Katz menggambarkan serangan ini sebagai berikut: “Dari jumlahnya, ini benar-benar salah satu pembantaian yang terbesar."

15. Pembantaian Mesjid Dahmash, 1948: 100 tewas
Batalalion Komando Israel ke-89 yang dipimpin oleh Moshe Dayan, yang nantinya menjadi Menteri Pertahanan, mengumumkan kepada penduduk desa bahwa mereka akan aman hanya jika mereka berkumpul di mesjid. Akan tetapi, 100 orang Islam yang mencari tempat perlindungan tersebut justru dibantai di sana. Para penduduk yang ketakutan di Lydda dan Ramla meninggalkan tanahnya. Sekitar 60.000 orang Palestina keluar dari negerinya, dan 350 orang lebih tewas dalam perjalanan karena keadaan kesehatan yang parah.

16. Pembantaian Dawayma, 28 Oktober 1948
pada era Perang Arab-Israel Pertama, tentara Zionis
membunuh massal warga desa Ad-Dawaimah di kawasan pendudukan Palestina.
Tentara Zionis menyerang masjid di desa ini dan membunuh 75 kaum muslim
Palestina yang sedang sholat di sana. Kemudian, mereka membunuh 35 keluarga
yang tengah bersembunyi di sebuah gua di luar desa. Setelah membunuh seluruh
warga desa itu, tentara Zionis kemudian meratakan desa tersebut dengan
tanah. Pada tahun 1984, ketika para pejabat PBB meminta penjelasan dari
wakil Israel di PBB mengenai pembunuhan massal di desa itu, para wakil
Israel tersebut mengingkari keberadaan desa dengan nama Ad-Dawaimah untuk
menutup-nutupi kekejaman yang telah mereka lakukan.

17. Pembantaian Houla, 1948: 85 tewas
Tentara Israel memaksa 85 orang untuk masuk ke dalam sebuah rumah, kemudian rumah itu dibakar. Setelah itu, sebagian besar warga yang merasa takut melarikan diri ke Beirut. Dari 12.000 penduduk asli Houla, hanya 1200 orang yang tersisa.

18. Pembantaian Salha, 1948: 105 tewas
Setelah penduduk suatu desa dipaksa masuk ke mesjid, orang-orang tersebut dibakar hingga tak seorang pun yang tersisa hidup-hidup.

19. Pembantaian Deir Yassin, 1948: 254 tewas
Kenyataan bahwa agenda dunia dikendalikan oleh media Barat, yang sebagian besarnya memihak Israel, kadangkala mencegah peristiwa-peristiwa di Israel untuk diungkap. Namun, beberapa kejadian seperti kekerasan dan kekejaman telah didokumentasikan secara terperinci oleh lembaga-lembaga internasional. Inilah salah satu dari kejadian-kejadian itu, yang dilakukan oleh organisasi teroris Irgun dan Stem.
Pada malam 9 April, 1948, penduduk Deir Yassin terbangun karena perintah “mengosongkan desa” yang disuarakan oleh pengeras suara. Sebelum mereka mengerti apa yang tengah terjadi, mereka telah dibantai. Penyelidikan Palang Merah dan PBB yang dilakukan berturut-turut di tempat kejadian menunjukkan bahwa rumah-rumahnya pertama-tama dibakar lalu semua orang yang mencoba melarikan diri dari api ditembak mati. Selama serangan ini, wanita-wanita hamil dicabik perutnya dengan bayonet, hidup-hidup. Anggota tubuh korban dipotong-potong, lalu anak-anak dihantam dan diperkosa. Selama pembantaian Deir Yassin, 52 orang anak-anak disayat-sayat tubuhnya di depan mata ibunya, lalu mereka dibunuh sedang kepalanya dipenggal. Lebih dari 60 orang wanita terbunuh lalu tubuh-tubuh mereka dipotong-potong.35 Salah satu wanita yang melarikan diri hidup-hidup menceritakan pembantaian massal yang ia saksikan sebagai berikut:
Saya melihat seorang tentara memegangi saudara perempuan saya, Saliha al-Halabi, yang sedang hamil sembilan bulan. Ia menyorongkan sebuah senjata mesin pada lehernya, lalu memberondongkan seluruh pelurunya kepada saudara saya. Lalu ia beralih menjadi seorang jagal, ia mengambil sebuah pisau lalu menyayat perutnya hingga terburai lalu mengeluarkan janinnya yang telah mati dengan pisau Nazinya yang tak berprikemanusiaan.
Tidak puas hanya dengan pembantian, para teroris lalu mengumpulkan seluruh perempuan dewasa dan remaja yang masih hidup, menanggalkan seluruh pakaian mereka, membaringkan mereka di mobil terbuka, membawa mereka sepanjang jalan daerah Yahudi di Yerusalem dalam keadaan telanjang. Jacques Reynier, perwakilan Palang Merah Palestina pada saat itu, yang melihat potongan-potongan mayat selama kunjungannya ke Deir Yassin pada hari serangan itu, hanya bisa berkata: “Keadaannya sudah mengerikan."
Selama diadakannya serangan, 280 orang Islam, di antara mereka wanita dan anak-anak, mula-mula diarak di sepanjang jalan lalu ditembak seperti menjalani hukuman mati. Sebagian besar wanita yang masih remaja diperkosa sebelum ditembak mati, sedangkan remaja pria dikebiri kemaluannya
Harus dijelaskan bahwa para teroris yang melakukan pembantaian massal ini bukanlah anggota organisasi radikal yang bertindak di luar hukum atau menentang kendali pemerintah; justru mereka itu dikendalikan langsung oleh pemerintah Israel. Pembantaian Deir Yassin dilakukan oleh kelompok Irgun dan Stern, di bawah kepemimpinan langsung Menachem Begin, yang di kemudian hari menjadi perdana menteri Israel.
Begin menggambarkan operasi tak berprikemanusiaan ini, yang hanyalah salah satu contoh dari kebijakan resmi kebrutalan Israel, dalam kata-kata: "pembantaian ini tidak hanya bisa dibenarkan, justru, tidak akan ada negara Israel tanpa ‘kemenangan’ di Deir Yassin." Para Zionis menjadikan serangan seperti itu untuk menteror orang-orang Palestina dan mengusir mereka dari tanah mereka sehingga imigran Yahudi punya tempat untuk hidup. Israel Eldad, seorang pemimpin Zionis yang terkenal, menyatakan hal ini secara terbuka ketika ia berkata: "Jika tidak ada Deir Yassin, setengah juta orang Arab akan tetap tinggal di negara Israel (pada tahun 1948). Negara Israel tidak akan pernah ada."
Para Zionis menganggap pembersihan etnis seperti ini sebagai hal teramat penting untuk mendirikan negara Israel. Memang operasi-operasi ini, yang dilanjutkan setelah serangan Deir Yassin, menyebabkan banyak orang-orang Palestina meninggalkan tanahnya dan melarikan diri, atau menderita nasib yang sama seperti penduduk Deir Yassin.
Pengarang Israel, Simha Flapan, dalam bukunya "The Birth Of Israel"
berkaitan dengan peristiwa pembantaian tersebut mengatakan:
"Sepanjang hari pada 9 April 1948, serdadu-serdadu Irgun dan Lehi MELAKUKAN
PEMBANTAIAN DENGAN CARA YANG TENANG DAN TERENCANA.... Para penyerang itu 'MEMBARISKAN PARA PRIA, WANITA DAN ANAK-ANAK DI SEPANJANG DINDING, LALU MENEMBAK MEREKA,'....
Kekejian serangan atas Deir Yassin itu mengguncang
perasaan orang Yahudi dan juga opini dunia, memunculkan ketakutan dan panik
di kalangan penduduk Arab Palestina, dan membuat warga sipil tak bersenjata
meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke seluruh pelosok negeri."

20. Pembantaian di Qibya, 1953: 96 tewas
Serangan Zionis lainnya yang dirancang untuk “mendorong” orang-orang Palestina melarikan diri terjadi di Qibya, suatu desa dengan penduduk 2000 orang di perbatasan Yordania. Penyelidikan lebih lanjut di tempat kejadian yang dilakukan oleh beberapa pengamat dengan jelas mengungkap bagaimana pembantaian terjadi. Pembantaian Qibya, yang terjadi pada 13 Oktober 1953, meliputi penghancuran 40 rumah dan pembunuhan 96 orang sipil, sebagian besar di antara mereka wanita dan anak-anak. Unit “101” ini dipimpin oleh Ariel Sharon, salah satu perdana menteri Israel. Sekitar 600 tentaranya mengepung desa itu dan memutuskan hubungannya dengan seluruh desa Arab lainnya. Begitu memasukinya pada pukul 4 pagi, para teroris Zionis mulai secara terencana memusnahkan rumah-rumah dan membunuh penduduk-penduduknya. Sharon yang kalem, yang langsung memimpin serangan tersebut, mengumumkan pernyataan berikut setelah pembantaian: “Perintah telah dilaksanakan dengan sempurna: Qibya akan menjadi contoh untuk semua orang."
Dr. Yousif Haikal, duta besar Yordania untuk PBB pada saat itu, menerangkan pembantaian ini dalam laporannya kepada Dewan Keamanan:
Orang-orang Israel memasuki desa dan secara terencana membunuh seluruh penghuni rumah, dengan menggunakan senjata-senjata otomatis, granat, dan bom bakar; lalu mendinamit rumah yang ada penghuninya… Empat puluh rumah, sekolah desa, dan sebuah waduk dihancurkan. Dua puluh dua ternak dibunuh dan enam toko dijarah.
Jurnal Katolik terkenal The Sign, yang diterbitkan di Amerika Serikat, juga melaporkan pembantaian massal yang dilakukan selama serangan ini. Editor Ralph Gorman menerangkan pemikirannya sebagai berikut: “Teror menjadi sebuah senjata politik Nazi. NamunNazi tidak pernah menggunakan teror dengan cara yang lebih berdarah dingin dan tanpa alasan seperti yang dilakukan Israel dalam pembantaian di Qibya."
Orang-orang yang kemudian datang ke tempat pembantaian ini menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Sebagian besar mayat mengalami luka tembak di belakang kepala, dan banyak yang tanpa kepala. Bersama orang-orang yang tewas di bawah reruntuhan rumah mereka, banyak wanita-wanita dan anak-anak tak berdosa yang juga dibunuh secara brutal.

21. Pembantaian Kafr Qasem, 1956: 49 tewas
Serangan di Kafr Qasem, ketika 49 orang tak bersalah, tanpa memandang wanita atau anak-anak, tua atau muda, dibunuh dengan brutal, terjadi pada 29 Oktober 1956.
Para penduduk kota baru diberitahu tentang jam malam tersebut pada pukul 4.45 sore. Pejabat setempat memberi tahu tentara Israel bahwa sebagian besar penduduk kota bekerja di luar kota, dan begitu mereka kembali dari kerjanya, mereka tidak mungkin mengetahui tentang perubahan tersebut. Pada saat yang sama, tentara Israel mulai mendirikan barikade di jalan masuk kota. Sementara itu, orang-orang yang bekerja di luar kota pun mulai kembali ke rumahnya. Kelompok pertama segera mencapai perbatasan kota. Apa yang terjadi berikutnya diceritakan oleh saksi mata Abdullah Samir Bedir:
Kami mencapai pintu masuk desa sekitar pukul 4.55 sore. Kami tiba-tiba dihadang oleh unit garda depan yang terdiri atas 12 tentara dan seorang pejabat, yang semuanya diangkut sebuah truk tentara. Kami memberi salam kepada pejabat dalam bahasa Ibrani, dengan berkata “Shalom Katsin”yang berarti “salam untuk Bapak,” tapi tak ada tanggapan. Dia kemudian menanyai kami dalam Bahasa Arab: “Apakah kalian bahagia?” lalu kami menjawab “Ya.” Para tentara mulai keluar dari truk dan sang pejabat memerintahkan kami untuk berbaris. Lalu ia menyerukan perintah ini kepada tentaranya: “Laktasour Otem,” yang berarti “Bereskan mereka!” Para tentara mulai menembak…
Bedir, yang melarikan diri dari percobaan pembantaian yang mengerikan ini dengan berjudi antara hidup dan mati, sebenarnya bukanlah satu-satunya saksi mata kekejaman ini. Mulai saat itu, tentara Israel menghentikan setiap kendaraan yang mencoba memasuki kota itu dan menembak mati orang-orang di dalamnya. Di antara mereka ada anak laki-laki berusia 15 dan 16 tahun, remaja putri, dan wanita hamil. Orang-orang yang mendengarkan keributan dan keluar melihat apa yang terjadi ditembak karena melanggar jam malam begitu mereka melangkah ke luar. Tentara Israel diperintahkan bukan untuk menahan, melainkan menembak mati semua yang melanggar jam malam.
Kejadian ini, yang dilaporkan seluruhnya dalam catatan resmi Parlemen Israel, adalah salah satu contoh yang paling mengejutkan dari kebijakan resmi Israel.
Zionis melakukan pembunuhan massal terhadap penduduk desa Kafar Ghasem, Palestina. Minimalnya 49 warga, laki-laki, perempuan, dan anak-anak dibunuh dan puluhan lainnya luka-luka. Beberapa bulan kemudian, rakyat Palestina melakukan demonstrasi atas pembunuhan massal ini. Akibatnya, rezim ini terpaksa mengadili beberapa pelaku pembunuhan tersebut di depan umum. Namun, pada tahun 1960, para pelaku pembunuhan tersebut diampuni.

22. Pembantaian Khan Yunis, 1956: 275 tewas
mereka menyerang rumah sakit kota Khan Yunes. Seluruh pasien, perawat dan para dokter di rumah sakit itu gugur syahid dalam serangan itu. Selanjutnya,
tentara Israel meledakkan sebuah tempat perlindungan yang berisi puluhan
wanita dan anak-anak. Secara keseluruhan, korban yang tewas dalam serangan
keji Zionis ini mencapai 275 orang.
Pejabat PBB yang melakukan penyelidikan di tempat kejadian menemukan korban-korban yang telah ditembak di belakang kepalanya setelah tangannya diikat.

23. Pembantaian di Kota Gaza, 1956: 60 tewas
Dalam serangan ini, para Zionis membunuh 60 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

24. Pembantaian di kamp pengungsian Palestina "Tel Za’ter" 12 Agustus 1976, Tel Za’ter terletak di dekat Beirut, ibu kota Libanon, jatuh ke tangan pasukan
para-militer Maronit (Kristen) dan para penghuninya dibunuh massal. Ribuan
pengungsi Palestina tinggal di kamp pengungsian ini. Pada awal tahun 1976,
kamp ini dikepung oleh pasukan semi militer Maronit yang dipersenjatai oleh
rezim Zionis dan akhirnya pada bulan Agustus, 3000 warga sipil Palestina
dibunuh secara massal dan dikubur menjadi satu di kamp pengungsian tersebut.

25. Pembantaian Fakhani, 1981: 150 tewas
Akibat serangan udara Israel atas daerah Libanon, 150 orang tewas dan 600 luka-luka

26. Pembantaian Sabra dan Shatilla 17 September 1982
terjadi pembunuhan massal terhadap warga sipil
Palestina yang menghuni kamp penampungan Shabra dan Shatila di Libanon oleh
kelompok Phalang yang didukung oleh tentara Zionis. Sebelumnya pada bulan
Juni 1982, tentara Zionis menyerang Libanon dan setelah mengusir angkatan
bersenjata Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) keluar dari Beirut, ibu
kota Libanon, kota inipun diduduki oleh tentara Zionis. Dengan persetujuan
Menachem Begin, Perdana Menteri Israel dan atas perintah Ariel Sharon,
Menteri Perang Israel pada waktu itu, pada dini hari tanggal 17 September,
tentara Zionis mengepung kamp pengungsi Shabra dan Shatila. Lalu, kelompok
Phalang memasuki kamp tersebut dan memperkosa serta membunuh warga sipil
Palestina yang umumnya wanita, anak-anak, dan orang tua. Pembunuhan massal
ini berlangsung selama 40 jam dan 3300 orang telah terbunuh.

27. Pembantaian di Mesjid Al Aqsa 8 Oktober 1990,
tentara Zionis kembali melakukan teror terhadap para
jemaah sholat di Masjid Al-Aqsha. Dalam serangan ini, 20 warga Palestina
gugur syahid dan puluhan orang lainnya luka-luka. Masyarakat internasional
mengecam aksi teror Rezim Zionis ini, namun karena perlindungan AS, tidak
bisa dilakukan tindakan nyata apapun terhadap Tel Aviv.

28. Pembantaian di Mesjid Ibrahimi, 1994: 50 tewas
Pada hari Jum’at, 25 Februari 1994, suatu pembantaian mengerikan terjadi di Palestina. Dalam sebuah serangan yang dilakukan oleh seorang Yahudi Zionis atas umat Islam yang tengah sholat Jum’at di Mesjid Ibrahimi, lebih dari 50 orang Islam tewas dan hampir 300 orang luka-luka. Beberapa orang yang terluka kemudian tewas karena luka yang dideritanya.
Pembantaian ini dilakukan oleh seorang Yahudi yang tinggal di pemukiman Yahudi Kiryat Arba di Hebron. Sang teroris juga menjadi anggota cadangan di angkatan bersenjata Israel dan anggota sebuah organisasi teroris Zionis. Sumber-sumber di Israel melaporkan bahwa ia mengenakan seragam militer selama serangan tersebut.
Penyerang menyusup ke dalam mesjid dan bersembunyi di belakang sebuah tiang sewaktu orang Islam melaksanakan sholat Subuh. Ketika mereka tengah rukuk bersama, ia memberondong mereka dengan sebuah senapan mesin. Menurut laporan saksi mata, ia tidak melakukannya sendiri, ia hanya menarik picunya saja. Begitu senjatanya kosong, temannya mengganti dengan yang baru.
Setelah kejadian ini, tentara Israel mengepung mesjid itu dan mencegah wartawan mendekatinya. Begitu banyak orang yang tewas ketika para tentara ini menembaki orang-orang Islam Palestina yang berdemonstrasi di sekitar mesjid untuk memprotes serangan tersebut.

29. Pembantaian Qana, 1996: 109 tewas
Lebih dari 100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, kehilangan jiwanya di kamp pengungsi Qana ketika mereka dibom oleh angkatan udara Israel. Pemandangan mengerikan karena pembantaian ini, termasuk anak-anak yang dipenggal kepalanya, tidak akan pernah terlupakan. Suatu tim pemeriksa dari PBB memastikan bahwa pembantaian ini disengaja.

30. Merah di Jenin 3 April tahun 2002,
pasukan Zionis Israel memulai serangan besar-besaran
ke kawasan Jenin, Tepi Barat. Serangan ini merupakan rangkaian kekerasan
meluas yang digelar tentara Israel terhadap kawasan Tepi Barat dengan tujuan
akhir menumpas gerakan intifadha Al-Aqsha yang sudah berlangsung sejak tahun
2000. Sekitar 200 tank baja dan puluhan helikopter dikerahkan bersama 10.000
tentara Zionis ke kawasan yang hanya berpenduduk 15.000 orang Palestina
tersebut. Mereka membombardir kawasan pemukiman warga sipil dari darat dan
udara. Dengan senjata seadanya, selama sembilan hari, warga Jenin melakukan
perlawanan terhadap aksi brutal tentara Zionis itu.
Akibat serbuan yang berlangsung atas instruksi langsung PM Israel Jenderal
Ariel Sharon itu, ratusan warga warga Jenin gugur syahid, ratusan lainnya
menderita luka-luka, dan sekitar 5.000 warga kehilangan tempat tinggal.
Instalasi listrik, saluran air, dan bangunan-bangunan umum seperti rumah
sakit di kawasan Jenin juga rusak berat. Yang lebih mengenaskan, tentara
Zionis melarang tim bantuan medis dan kemanusiaan internasional memasuki
kawasan Jenin. Akan tetapi, meskipun didera represi biadab tentara Zionis,
gelora kebangkitan rakyat Palestina dalam rangka meraih hak-hak mereka
tidaklah padam, bahkan semakin menyala-nya.



SERANGAN TERHADAP MASJIDIL AQSA

Semenjak 1967, kelompok Zionis Radikal telah menyerang Mesjid Aqsa lebih dari 100 kali, dan dalam melakukan penyerangan itu, telah membunuh banyak orang Islam selama ibadah sholat mereka.

Serangan pertama dilakukan oleh Rabbi Shlomo Goren, pendeta pada Angakatan Bersenjata Israel, pada bulan Agustus 1967. Goren, yang kemudian menjadi kepala rabbi Israel, memasuki tempat suci Islam itu dengan 50 pria bersenjata di bawah pengawasannya. Pada 21 Agustus 1969, Zionis melancarkan tembakan langsung ke mesjid tersebut, merusakkan sebuah mimbar yang terbuat dari kayu dan gading. PBB hanya merasa perlu mengutuk kejadian itu, sebuah serangan langsung atas tempat ibadah Islam.

Pada 3 Maret 1971, pengikut pemimpin radikal Gershon Solomon juga menjadikan Haram asy-Syarif sebagai sasaran. Meskipun mereka mundur setelah kontak senjata dengan tentara keamanan Palestina, mereka tidak kapok dan melancarkan lagi serangan serupa 3 hari berikutnya. Pertempuran pun pecah dan dilakukan dengan kejam oleh satuan tentara Israel.

Kemudian, pada 1980, sekitar 300 anggota kelompok teroris radikal Gush Emunim menggunakan senjata berat dan menyerang mesjid.

Dua tahun berikutnya, seorang Israel yang membawa paspor Amerika bergerak ke mesjid dengan senapan serbu M-16 dan menembakkannya pada orang Islam yang tengah sholat di sana. Setelah kejadian tragis ini, di mana dua orang Palestina tewas dan banyak lainnya terluka, tak seorang pun mempertanyakan bagaimana seorang lelaki bersenjata bisa menembus “barikade” yang didirikan di sekitar mesjid itu oleh para tentara Israel. Si penyerang diadili dan ditahan sebentar, ia berkoar-koar bahwa ia telah “menyelesaikan tugasnya.”

Pada tahun yang sama seorang murid dari pemimpin teroris keji rabbi Meir Kahane menyerang mesjid ini dengan dinamit.

Pada 10 Maret 1983, anggota Gush Emunim memanjat dinding Haram asy-Syarif dan mencoba menaruh bahan peledak. Para teroris ini diperiksa dan dibebaskan beberapa bulan kemudian. Segera setelah serangan ini, sekelompok teroris Yahudi radikal yang dipersenjatai dengan banyak alat-alat peledak termasuk lusinan granat, dinamit, dan 12 rudal mortar, mencoba meledakkan Mesjid al-Aqsa. Kemudian


Dari Berbagai Sumber

Rabu, 23 Juni 2010

ANTARA PKB, PAN, dan PKS

Ketika Abdurrahman Wahid meninggal banyak orang Cina dan Kristen yang menangis. Mereka benar-benar merasa kehilangan. Tokoh Nahdiyyin dan PKB, yang pernah menjadi presiden itu, dikenang sebagai ‘bapak pluralisme’ di Indonesia, dan mengubah nasib golongan minoritas yang merasa lebih ‘equal’ diantara golongan-golongan yang ada. Maka, ketika Abdurrahman Wahid meninggal banyak yang takut tidak ada lagi yang melanjutkan warisannya, berupa paham pluralisme.

Karena perhatiannya kepada golongan dan agama minoritas yang begitu lekat, Abdurrahman Wahid, bukan hanya mendapatkan pengakuan di dalam negeri, tetapi tokoh ini, sampai mendapatkan medali penghargaan dari kalangan tokoh-tokoh Yahudi terkemuka di Amerika Serikat.

Kira-kira bulan Mei 2008, Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah (isterinya), diundang ke Amerika Serikat oleh lembaga Shimon Wiesental Center (SWC), untuk menerima Medali of Velor (medali keberanian), atas jasa-jasa Abdurrahman Wahid, yang telah gigih mengembangkan paham pluralisme di Indonesia. Ketika berlangsung di acara penyerahan Medal of Velor itu, Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriah didampingi oleh sebagian besar tokoh-tokoh Yahudi di Amerika Serikat, seperti Holland Taylor (CEO Lib For All), dan Rabbi Marvin Hier (pendiri SWC), dan menurut Majalah News Week, ia merupakan Rabbi paling berpengaruh di Amerika Serikat.

Tentu, ba’da reformasi dan berakhirnya rejim Soeahrto, dan datangnya kebebasan, lahirlah partai-partai politik. Di zaman Soeharto partai politik dibatasi, dan hanya ada tiga partai politik, Golkar, PPP, dan PDI. Tetapi, partai-partai politik di era Soeharto itu, hanyalah sebagai etalase sebuah ‘bunga’ demokrasi, yang bernama partai politik. Tetapi, peran mereka dibatasi, dan hanya Golkar yang boleh eksis, serta secara efektif menjadi alat legitimasi politik penguasa.

Di era reformasi, Abdurrahman yang juga tokoh Nadhiyyin itu, mendirikan partai, yang dikenal sebagai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan menolak partai yang bercorak dan berideologi Islam. "Partai Islam itu eksklusif, dan tidak dapat menjadi wadah semua golongan", ucapnya. Asas dan tujuannya bercorak nasionalis, dan tidak bercirikan partai Islam. Cita-cita Abdurrahman Wahid, menginginkan agar PKB menjadi wadah semua golongan, bukan hanya golongan Islam, tetapi lebih bersifat pluralis dan inklusif.

Memang sebuah ideologi baru, yang sekarang terus mereduksi pikiran-pikiran kalangan yang masih berorientasi kepada pandangan pemikiran Islam, yang berkaitan dengan politik, terus menyerang kalangan-kalangan yang masih menginginkan Islam sebagai landasan dalam berpolitik. Golongan yang masih menggunakan jargon dan idiom Islam, khususnya dalam berpolitik, dihadapkan pada stigmatisasi dengan garis keras, fundamentalis, dan eksklusif. Sehingga, para pemimpin dan tokoh Islam, mereka kedodoran dan menyerah, mengganti jalan dan garis perjuangan mereka menjadi sekuler.

Abdurrahman Wahid, yang kemudian memimpin gerakan politik bernama PKB itu, maju dalam pemilu, tahun 1999, dan hanya mendapatkan suara 11,3 persen. Tidak sampai mencapai 15 persen. Ini hanyalah menggambarkan betatapun, ibaratnya sudah mengubah ‘fashion’ (dandanan) tetap saja tidak dapat menarik golongan non-muslim untuk memilih PKB.

Tetapi, memang Abdurrahman Wahid, bernasib mujur dengan dukungan Amin Rais, yang menggalang ‘Poros Tengah’ berhasil mengangkat tokoh Nahdhiyyin itu menjadi Presiden, mengalahkan tokoh PDIP, Megawati Soekarno Putri.

Tetapi, jabatan yang dipegang Abdurrahman Wahid, hanya seumur jagung, tak lama berkuasa, dan ditumbangkan dari kekuasaannya oleh gabungan partai-partai yang tidak nyaman dengan segala ulah Presiden Abdurrahman dengan ‘Brunei Gate’ dan ‘Bulog Gate’. Dan, kini suara PKB di pemilu 2009, lebih kecil lagi, hanyalah 5 persen.



Lain halnya dengan tokoh Muhammadiyah dan reformasi Amien Rais, di awal reformasi mendirikan partai, yang tidak memakai ‘embel-embel’ Islam. Partai yang didirikannya lebih terbuka. Pengurusnya beraneka ragam golongan. Ada orang Kristen, Katholik, dan Budha. Semua menjadi skondan Amien, dan ikut menakhodai kapal yang baru di bentuk, yang diberi nama, ‘Partai Amanat Nasional’ (PAN).

Amien Rais, yang kala awal reformasi memenuhi undangan Dr. Anwar Haryono, untuk memimpin Partai Bulan Bintang, tetapi Amin menolak memimpin partai baru, yang lebih bercorak Islam itu. Sebelumnya, Amien juga diajak oleh para aktivis dakwah, yang dipimpin Hilmi Aminuddin, untuk mendirikan partai baru, tetapi waktu itu Amien menolak. Bahkan, waktu itu kalangan aktivis dakwah , mengirim Abu Ridho dan Dr. Salim Segaf al-Jufri ke Yogya dan Solo, mengajaknya mendirikan partai politik Islam, tetapi ia tetap menolak.

Kalangan aktivis dakwah, melihat Amien Rais lebih cocok bagi mereka, karena desertasinya diambil di Mesir, tentang Ikhwan, tetapi sekali lagi Amien tetap menolak. Sebuah pandangan yang sangat khas dilontarkan oleh Amien, yang lulusan Chicago itu, ketika menanggapi kalangan mantan eks Partai Masyumi, untuk mendirikan Partai Islam, mengatakan, “Partai Islam itu seperti baju, dan terlalu sempit buat diri saya,” ucap Amien.

Sekalipun PAN sudah bercorak inklusif dan pluralis, tetapi suaranya di pemilu 1999, hanya lah 7,4 persen. Dan di pemilu 2009, juga tak lebih besar, hanya sekitar 7.8 persen. Tidak sampai 10 persen. Inilah sebuah ironi. Orientasi suara (kuantitas) yang dikejar dalam rangka mendapatkan kekuasaan, dan melalui cara membuang jati dirinya, dan menolak menggunakan simbol dan prinsip Islam, kenyataannya tidak juga dapat menambah suara.

Sekarang Amien menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN, dan menjadi lebih dekat dengan SBY, dan tidak kedengarannya lagi sikap kritisnya. Ketika berlangsung Pansus Bank Century, PAN di paripurna DPR memilih opsi A. Ternyata Amin sudah tidak lagi bergigi, dan yang menentukan adalah Hatta Rajasa, yang lebih dekat dengan SBY.



Lalu, Hilmi Aminuddin, yang sebagai ‘the new comers’ dalam kehidupan politik nasional ini, dan mulai menggeliat sejak usai pemilu 2004. Sebelumnya tidak pernah kedengaran secara terbuka dalam kehidupan politik nasional. Karena di tahun 1999, gerakan dakwah, yang dibangun para aktivis dakwah itu, masih belum nampak pengaruhnya secara politik, karena baru didirikan dan hanya menadpatkan 7 kursi di parlemen, atau 1.5 persen. Peranannya belum begitu nampak.

Tetapi, ketika partai yang awalnya menyatakan diri sebagai partai dakwah, sejak usai pemilu tahun 2004, mulai nampak peranannya. Terutama, sejak pemilihan presiden 2004, Hilmi sudah terlibat dalam ‘power games’ (permainan kekuasaan), dan dengan suara partai yang dulunya bernama PK dan menjadi PKS itu, mendapatkan 45 kursi atau setara dengan 7,5 persen suara, Hilmi merasa memiliki leverage (daya tawar) dengan kekuatan politik lainnya. Maka, disinilah Hilmi Aminuddin mulai, melakukan banyak lobi politik, dan bertemu dengan tokoh politik nasional. Termasuk dengan Presiden SBY.

Pemilu presiden 2004, Majelis Syuro PKS, memutuskan mencalonkan Amin Rais sebagai calon presiden. Karena visinya Hilmi Aminuddin yang diterjemahkan dalam politik, yaitu 'mendukung siapa yang diprediksikan menang' (al muhtamal rojih fauzuhu), dan inilah logika politik Hilmi Aminuddin, yang sampai sekarang ini masih dipendomani, maka keputusan Majelis Syuro yang memilih Amin Rais, yang pada dasarnya Hilmi Aminuddin tidak menyetujui keputusan itu, dan ia menganjurkan untuk tetap memilih Jendral Wiranto, yang kala itu berpasangan dengan Shalahudin Wahid, adik Abdurrahman Wahid, dan diusung partai Golkar dan PKB serta partai lainnya, dan ia yakini akan menang.

Tetapi, Amin gagal dan Wiranto pun gagal. Dan, tinggal Mega dan SBY. Selanjutnya, Majelis Syuro PKS mengambil posisi mendukung SBY, hingga kini. Semuanya tujuannya untuk memperbesar 'spear' (otot) politiknya di masa yang akan datang, menjelang pemilu 2014. Sikap perlu tetap mendukung SBY, tujuan adalah sebagai payung politik, yang dapat mengayominya.

Kemudian, pemilihan presiden 2004, SBY memenangkannya. Tentu, PKS masuk kabinet, dan ikut terlibat dalam pengelolaan kekuasaan (pemerintahan), di mana dalam kabinet periode tahun 2004-2009, setidaknya ada tiga orang menteri dari PKS, yaitu Yusuf Ashari sebagai Menteri Perumahan, Adyaksa Dault sebagai Menteri Olahraga, dan Anton Aprianto sebagai Menteri Pertanian. Inilah hasil musyarakah (koalisi) atau dukungan politik kepada Presiden SBY.

Meskipun, selama periode 2004-2009, belum nampak yang dihasilkan oleh PKS, yang bertujuan melakukan perbaikan (ishlah) terhadap pemerintahan, begitu juga kadernya di parlemen. Malah PKS terlibat dalam kebijakan pemerintah yang tidak populer di mata rakyat, seperti ikut mendukung kanaikan BBM, soal import beras, dan keluar dari penyelidikan pansus BLBI, yang merugikan negara Rp 650 triliun.

Sekarang periode kedua jabatan Presiden SBY, di mana PKS tetap konsisten mendukung SBY, dan dalam kabinet periode 2009-2014 ini, kader PKS yang masuk kabinet, seperti Suharna menjadi Menristek, Salim Segaf al-Jufir Menteri Sosial, Tifatul Sembiring Menkominfo, dan Suswono menjadi Menteri Pertanian.

Tetapi, dibandingkan dari pemilu 1999 ke pemilu 2004, perolehan suara PKS mengalami peningkatan 600 persen, sedangkan pemilu 2009 ini, suara PKS mengalami stagnan, tidak berubah secara signifikan, yaitu hanya 7,8 persen.

Padahal, PKS sudah melakukan berbagai langkah akrobatik politik untuk memperbesar perolehan suaranya, dan isu menjadi partai terbuka, sudah dilontarkan saat Mukernas pertama di Bali tahun 2008. Pilihan Mukernas di Pulau Dewata, dan kunjungan elite PKS ke sejumlah tokoh Hindu Bali itu, tujuannya untuk menggambarkan kepada publik, bahwa PKS tidak eksklusif.

Waktu itu, sebagai ketua pemenangan pemilu 2009, adalah Anis Matta, gagal mendongkrak suara PKS secara signifikan. Di Jakarta suara PKS turun 31 persen dibandingkan dengan pemilu 2004. Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, membuat langkah seperti mengangkat dan memberi gelar pahlawan dan guru bangsa Soeharto, karena asumsinya Soeharto memiliki pengikut jutaan, dan akan memilih PKS, serta memberikan berbagai hadiah kepada anak para pahlawan, tetapi tetap saja suara PKS di pemilu 2009, tidak banyak berubah. Boleh dikatakan eksperiman yang sangat spekulatif, tanpa mempertimbangkan psychologis rakyat, yang masih belum lupa dengan kedzaliman Soeharto, maka sampai ada media yang memelesetkan PKS dengan : 'Partai Kesengsem Soeharto'.

PKS juga gagal mengusung tokohnya Ketua MPR Hidayat Nurwahid kepada Presiden SBY, dan justru SBY memilih Boediono, tapi kenyataannya PKS tetap menerima Boediono, serta hadir dalam pendeklarasian pasangan SBY-Boediono, di gedung Sabuga Bandung. Karena, konstalasi politik yang ada, menunjukkan adanya perubahan, dan Hidayat Nurwahid sudah tidak prioritas lagi. Ada protes dari PKS, tetapi semuanya berakhir, sesudah SBY bertemu dengan Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin. Dan, Hidayat Nurwahid sudah cukup menjadi Ketua MPR, dan bahkan PKS juga tidakmemperjuangkannya lagi sebagai Ketua MPR, dan ikut mendukung Taufik Kemas, sesuai dengan keinginan Presiden SBY.

Sekarang, PKS menyelenggarakan Munas kedua di Hotel The Ritz Carlton, dan Hilmi Aminuddin, selaku ketua Majelis Syuro, telah menegaskkan PKS sebagai partai terbuka, bagi semua golongan. Meninggalkan sikap eksklusif, dan menjadi inklusif. Tidak lagi menjadi partai dakwah,yang dengan jargon, bersih, peduli, dan profesional. Tetapi, PKS menjadi partai terbuka yang diorientasikan bagi semua golongan, khususnya golongan non-muslim dapat menjadi anggota dan pengurus Partai PKS.

Abdurrahman Wahid, Amien Rais, dan Hilmi Aminuddin, dan dengan versinya masing-masing tidak lagi mengangkat prinsip-prinsip Islam menjadi tujuan dan cita-citanya dalam membangun negara ini. Karena, takut dituduh sebagai kelompok yang eksklusif atau fundamentalis dan kawatir tidak mendapatkan dukungann politik dari kaum minoritas di Indonesia.

Bahkan PKS harus perlu mengundang Dubes AS Cameron Hume, di acara Munasnya. Langkah ini dianggap penting sebagai komunikasi politik dengan negara adi kuasa, yang mempunyai pengaruh politik secara global.

Di Indonesia, ternyata, baru Partai Masyumi, yang secara gigih berani memperjuangkan prinsip-prinsip Islam, bahkan mereka di Konstituante, memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Bukan Pancasila. Para pemimpin Masyumi itu, umumnya berpendidikan sekolah Belanda, dan mereka tidak berlatar belakang syariah, tetapi mereka ‘ all out’ berani memperjuangkan nilai-nilai Islam menjadi dasar negara.

Mereka para pemimpin Masyumi hidup dengan sangat puritan, bersih, sangat bersahaja, tidak tergoda dengan kehidupan dunia. Ketika mereka meninggal tidak meninggalkan harta dan kekayaan yang melimpah. Natsir, Roem, Prawoto, Syafruddin Prawiranegara, Kasman, Sukiman, serta Isa Anshori, sangat bersaja.

Dan, Masyumi tetap menjadi Partai Islam terbesar sepanjang sejarah politik Indonesia, sejak merdeka. Di pemilu 1955 mendapatkan suara 20 persen.

Mereka bukan hanya menjadi pemimpin politik, tetapi mereka menjadi negarawan, yang sangat dihormati. Natsir, Roem, Syafrudin, Kasman, Prawoto, Sukiman, dan Isa Anshori, memberikan sumbangan bagi masa depan Indoensia sesudah kemerdekaan.

Para pemimpin politik sekarang ini ibaratnya, seperti tentara yang sudah kalah sebelum berperang. Mereka menyangka dengan mengubah subsantasi partainya menjadi partai terbuka, dengan meninggalkan dan menggibiri Islam, serta menjadi partai yang inklusif dan pluralis dapat menjadi partai besar?

Faktanya secara empirik, teori itu sudah batal. PKB dan PAN menjadi partai kerdil, meskipun sudah dengan cara meninggalkan Islam. Mungkin nasib PKS tak akan jauh dari kedua partai itu. Mereka hanyalah berilusi. Menggapai kekuasaan dengan langkah-langkah yang penuh artifisial.

Mestinya, langkah yang diambil tetap menyakini Islam, dan mengamalkan dengan penuh kesungguhan. Rakyat atau umat tidak hanya melihat 'jargon-jargon', atau permainan kata-kata yang mereka sampaikan lewat media-media, tetapi apakah para pemimpin partai itu sungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan rakyat atau umat?

Apakah mereka tipe pemimpin yang memiliki akhlak mulia, seperti jujur, amanah, dan tidak mementingkan diri mereka sendiri? Sehingga dapat menjadi suri tauladan. Atau hanya sekumpulan orang-orang yang ambisius dengan kekuasaan.
sumber :www.eramuslim.com

Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di dunia?

Finlandia. Negara dengan ibukota Helsinki (tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luar biasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.


Finlandia

Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia?
Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.


Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.


Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.

Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
sumber:http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=5456.0