Rabu, 14 Juli 2010

Bancano Patuih Tongga



Lagu Ini di bawakan oleh Ody Malik untuk mengenang terbakarnya Istana Basa Pagaruyuang yang menurut saksi mata katanya di sebabkan oleh Petir.
Istano Basa Pagaruyung yang terletak di Batusangkar Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat terjadi pada Hari Selasa, 27 Pebruari 2007 Pukul 19.10 WIB

Istano Basa Pagaruyung adalah Bangunan Rumah Gadang Minangkabau yang merupakan duplikat aslinya, terbuat dari bahan ijuk sebagai atapnya dan kayu yang mudah terbakar, yang dibangun kembali pada tanggal 27 Desember 1976. Sebelumnya Istano ini adalah merupakan bangunan Rajo Alam yang telah dibakar oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada Tahun 1804. Istano Basa Pagaruyung terdiri dari 11 Gonjong, 72 buah tonggak dan 3 lantai. Bangunan ini dilengkapi dengan surau, tabuah dan rangkiang patah sembilan. Bangunan Istano Pagaruyung terletak pada areal seluas lebih kurang 3,5 ( tiga setengah ) hektar.


Istano Basa Pagaruyung merupakan icon Pariwisata Sumatera Barat yang merupakan kekayaan Sumatera Barat dan melambangkan adat serta budaya Minangkabau. Menurut saksi mata kebakaran disebabkan oleh sambaran petir pada gonjong paling barat yang merupakan salah satu dari dua gonjong yang paling tinggi, lebih kurang 60 meter. Dan menurut informasi dari masyarakat juga cukup banyak alat elektronik milik masyarakat dirumah-rumah yang rusak akibat sambaran petir tersebut.Pada waktu petir menyambar, hari dalam keadaan hujan dan hujan reda setelah api mulai hidup menjalar membakar atap Istano Basa Pagaruyung yang terbuat dari ijuk. Bunga Api yang berterbangan juga membakar habis Rangkiang Patah Sembilan yang terletak di depan Istano Basa Pagaruyung, berjarak lebih kurang 25 meter.

Yang sangat disayangkan Barang-barang berharga di atas Istano Basa Pagaruyung hanya sebagian kecil yang dapat diselamatkan, baik berupa benda-benda kuno, pelaminan, buku-buku dan lain sebagainya. Untungnya dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa manusia.
Sepenggal kisah Pagaruyung di abadikan dalam bentuk lagu yang dinyanyikan oleh Ody malik. Dalam Lirik lagu ini tersimpan Pesan moral kepada kita



Berikut Liriknya

Manggaga si patuih tungga
ondeh lah malang oi mulo bancano tibo
istano nan tak barajo
yo lalai kanduang oi hanguih pupuih manbaro

patuih tongga mararah mangusih
gampo malendo susah nasib kami
ondeh lah malang oi
banyak nyawo nan pai
nan tingga maituang ituang diri

Di lereng bukik nan sunyi
ondeh lah malang oi...mananti sasuok nasi
marinai hujan turun ka bumi
yo lalai kanduang oi baa pun lano kami

apo salah kanduang doso kito
mako seso sansai timpo batimpo
yo mungkin kanduang oi..ii tuhan bosan manyapo
basaba kito banyak nan lupo
Lupo.. lupo kito lupo jo diri

Reef: oooooooiiii
banyak malin lupo kaji
sarantiang tinggi lupo janji
nan capek batua buto hati
nurani hampo tak barisi

Itu bana kanduang sapantun kusuit sarampang bungo
apo mungkin kusuiknyo si gulamai rayo manyudahinyo

Mudah-mudahan bermanfaat..

Download lagunya



asal;dari paman google

Kemaren, Hari Ini, dan Esok

Yang petama:Hari kemarin.
Anda tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapankan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi
Kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkanlah hari kemarin lewat lepaskan saja.


Yang kedua:Hari Esok:
Hingga mentari esok terbit ,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria esok hari.
Esok hari belum tiba biarkan saja..

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertitup.
Pintu masa depan pun belum terbuka.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila
Anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan
ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini .
Karena masa lalu dan masa depan hanyalah pemainan
Pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini,
Hari yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan
Rasa hormat,meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini.
Karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan
Pada orang lain bukan karena siapa mereka,
Tetapi karena siapakah diri anda sendiri.


Jadi, Jangan biarkan masa lalu mengekangmu
Atau masa depan membuatmu bingung,lakukanlah
Yang tebaik HARI INI dan lakukan sekarang juga.

asal:Renungan kisah Inspiratif Fesbuk

Sabtu, 10 Juli 2010

BELAJAR DARI SAYAP GANTOLLE BERBENTUK V YANG DIURAIKAN FORMASI ANGSA



Kata Orang yang tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”. Formasi V hampir mirip dengan Sayap Gantolle yang berbentuk V, jadi jika kita bias ambil Pelajaran..:

PERTAMA
Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarakterbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbang sendiri-sendiri.

Pelajaran pertama yang bisa kita Petik :
Hal yang dapat kita ambil pelajaran dalam kehidupan bermasyarakat adalah bahwa kebersamaan dengan pola aturan yang sudah disepakati bersama akan memberikan daya dukung yang lebih baik daripada kita hidup sendiri-sendiri. Tujuan bersama akan lebih cepat dan lebih mudah kita capai karena kita menjalani kebersamaan ini dengan saling dukung antara satu dengan yang lain. Sudah seharusnya kita bisa saling dukung !. Karena angsa saja bisa !

KEDUA
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya.

Pelajaran kedua Yang bisa kita Ambil:
Logikanya, jika kita mengambil langkah menyendiri, acuh tak acuh, apatis terhadap kebersamaan, maka sebenarnya ‘serigala selalu menerkam kambing-kambing’ yang sendirian. Dalam kebersamaan, kita akan bisa menerima bantuan ketika kita membutuhkan, pun bisa memberikan bantuan bagi yang membutuhkan. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu dengan seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

KETIGA
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran ketiga yang bisa kita petik :
Dari fakta ini bisa kita petik hikmah akan regenerasi bagi kepemimpinan. Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Kita yakin potensi semua partner. Tapi, manusia saling bergantung satu sama lain dalam pengetahuan, keterampilan, kemauan, kapasitas, karunia lain yang unik, serta talenta atau sumber daya lainnya.

KEEMPAT
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran KEEMPAT yang bisa kita ambil hikmahnya :
Kita harus memastikan bahwa ucapan kita akan memberi dukungan kekuatan, bukan melemahkan. Semua partner dalam suatu lingkungan akan saling memperkuat, sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih besar. Dukungan dalam satu kesatuan hati dilandasi nilai-nilai luhur adalah kualitas suara dan ucapan partner yang diharapkan bersama oleh semua partner dalam suatu lingkungan.

KELIMA
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran KELIMA yang bisa kita terapkan :
Luar biasa !. Kalau saja kita berperasaan seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat yang berada dalam kesulitan, seperti ketika keadaan segalanya tengah dalam kondisi baik, dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat tegar & bangkit kembali.

Semangat Angsa...
eh..Semangat Teman2..
di share: dari Berita Koran Fesbuk.

Kamis, 01 Juli 2010

Sejarah Pembantaian Rakyat Palestina

Pada 1948, orang Yahudi bukan hanya mampu 'mempertahankan diri' tapi juga
MELAKUKAN PENYIKSAAN-PENYIKSAAN MASIF. Malah, menurut mantan direktur dinas
arsip tentara Israel, ''di hampir semua desa Arab yang kami duduki selama
Perang Kemerdekaan, tindakan-tindakan yang dilakukan DAPAT DIGOLONGAN
SEBAGAI KEJAHATAN PERANG, SEPERTI PEMBUNUHAN, PEMBANTAIAN MASSAL DAN
PERKOSAAN''....Uri Milstein, pakar ternama sejarah militer Israel tentang
perang 1948, melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa 'SETIAP
PENYERANGAN BERAKHIR DENGAN PEMBANTAIAN MASSAL TERHADAP WARGA ARAB'."''''

Berikut beberapa Pembantaian yang dilakukakn oleh zionis tersebut:

1. Pembantaian Di Desa Sa’sa’14 Februari tahun 1938,
kelompok teroris Zionis bernama Palmach, menyerang
desa Sa'sa' di kawasan Palestina pendudukan dan membantai massal penduduk
desa itu. Aksi teror yang berlangsung hingga keesokan harinya itu,
menghancurkan 20 rumah warga dan menewaskan 60 orang, yang sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak. Kelompok Palmach adalah divisi pembunuh rahasia dari kelompok militan Zionis, Haganah.

2. Peledakan Dua Bom di Pasar sayur 25 Juli tahun 1938,
kelompok teroris rezim Zionis melakukan peledakan dua
bom di pasar yang menjual sayur-sayuran dan menewaskan 62 warga Palestina
dan melukai ratusan orang lainnya. Tujuan dari aksi teroris ini adalah untuk
menciptkan rasa ketakutan di tengah warga Palestina sehingga mereka
terdorong untuk pergi meninggalkan tanah air mereka. Penyerangan atas
desa-desa dan kota-kota yang padat penduduk sipil merupakan metode utama
yang hingga kini masih terus digunakan oleh rezim Zionis untuk menciptakan
kengerian dan ketakutan terhadap warga Palestina.

3. Peledakan di Hotel Malik Daud 12 Juli 1946,
hotel Malik Daud di Baitul Maqdis Palestina, diledakkan
oleh kelompok teroris Zionis yang bernama kelompok Irgun. Hotel Malik Daud
itu banyak dikunjungi oleh warga Palestina. Akibat ledakan tersebut, lebih
dari 200 warga Palestina tewas. Di antara para korban terdapat 15 orang
Yahudi yang merupakan bukti bahwa kelompok teroris Zionis demi mencapai
tujuan mereka tidak segan-segan membunuh saudara sebangsa mereka sendiri.

4. Pembantaian King David, 1946: 92 tewas
Serangan ini dilakukan oleh organisasi teroris Irgun dan sepengetahuan David Ben Gurion, pejabat teras Zionis dalam masa itu. Sejumlahl 92 orang, terdiri atas orang Inggris, Palestina, dan Yahudi terbunuh dan 45 orang terluka parah.

5. Pembantaian Baldat Al-Shaikh, 1947: 60 tewas
Enam puluh orang Palestina yang tengah terlelap di tempat tidurnya, di antara mereka para wanita, anak-anak, dan orang tua, kehilangan nyawanya karena serangan ini, yang dilakukan oleh 150-200 teroris Zionis. Serangan dimulai pada pukul 2 pagi dan berlangsung selama 4 jam.

6. Pembantaian Yehida, 1947: 13 tewas
Di Yehida, salah satu pemukiman pertama Zionis, para penyerang yang berpakaian seperti tentara Inggris menembaki orang-orang Islam.

7. Pembantaian Khisas, 1947: 10 tewas
Dua mobil yang dipenuhi anggota-anggota Haganah memasuki desa Khisas di perbatasan Libanon dan melakukan penembakan pada seseorang yang melintasi jalan mereka.

8. Pembantaian Qazaza, 1947: 5 anak-anak tewas
Lima anak kehilangan jiwanya dalam peristiwa ini, ketika teroris Zionis menembaki sebuah rumah dengan membabi buta.

9. Pembantaian di Desa Husainiyah 13 Maret 1948. Dalam serangan ini, kelompok
Hagana menghancurkan rumah-rumah milik warga sipil Palestina dan 60 warga
desa itu dibunuh massal. Pada hari itu pula, tentara Zionis meledakkan
rumah-rumah di Baitul Maqdis sehingga membunuh dan melukai sejumlah orang
Palestina. Pada saat itu, kaum Zionis tengah melakukan persiapan untuk
memproklamasikan berdirinya pemerintahan illegal Israel. Melalui
tindakan-tindakan teror ini, mereka berharap bisa menakut-nakuti rakyat
Palestina agar meninggalkan tanah air mereka.

10. Peledakan Kereta Api 31 Maret tahun 1948,
dalam kelanjutan aksi teror yang digelar orang-orang Zionis di Palestina, sebuah kereta api penumpang yang datang
dari Kairo, Mesir, menuju kota pelabuhan Haifa di Palestina diledakkan oleh
sekelompok orang Zionis yang tergabung ke dalam organisasi teroris Stern.
Dalam insiden tersebut, 40 penumpang kereta api tewas dan 60 lainnya
menderita luka-luka serius. Empat hari sebelumnya, insiden serupa terjadi di
kawasan yang sama. Dalam peristiwa tersebut, 24 warga Palestina tewas dan 61
laninya cedera. Tindakan orang-orang Zionis tersebut adalah bagian dari
rangkaian operasi teror yang dilakukan orang-orang Israel dengan tujuan agar
jumlah pengungsi Palestina yang semakin bertambah banyak hingga orang-orang
Israel bisa lebih leluasa mendirikan negara Israel raya.

11. Pembantaian Di Haifa,22 April tahun 1948,
menjelang diresmikannya pendirian negara illegal
Israel, pasukan Zionis menyerang sebuah kota pelabuhan bernama Haifa yang
terletak di barat laut Palestina. Dalam serangan ini, 500 warga Palestina
terbunuh dan 200 lainnya luka-luka. Kaum perempuan dan anak-anak Palestina
yang ketakutan, melarikan diri ke daerah pelabuhan untuk menyelamatkan diri.
Namun, tentara Zionis mengejar mereka dan membunuh 100 orang serta melukai
200 lainnya. Alasan dilakukannya serangan keji ini oleh Zionis adalah karena
semakin dekatnya pendirian negara Israel, yaitu tanggal 14 Mei 1948 dan
untuk menakut-nakuti warga Palestina agar pergi meninggalkan tanah air
mereka.

12. Pembantaian Hotel Semirami, 1948: 19 tewas
Dalam sebuah operasi yang ditujukan untuk membuat orang-orang Palestina merasa tidak aman dan memaksa mereka keluar dari Yerusalem, sekelompok teroris Zionis yang dipimpin oleh presiden Israel pertama, David Ben Gurion, meledakkan Hotel Semirami. Sembilan belas orang terbunuh.

13. Pembantaian Naser al-Din, 1948
Sekelompok teroris Zionis berpakaian tentara Arab menembaki penduduk kota yang meninggalkan rumahnya untuk menyambut mereka. Hanya 40 orang yang lolos dari pembunuhan ini, dan desa tersebut terhapus dari peta.

14. Pembantaian Tantura, 1948: 200 tewas
Tantura, sekarang rumah dari sekitar 1500 pemukim Yahudi, adalah sebuah tempat pembantaian besar-besaran atas orang-orang Islam pada tahun 1948. Sejarawan Israel Teddy Katz menggambarkan serangan ini sebagai berikut: “Dari jumlahnya, ini benar-benar salah satu pembantaian yang terbesar."

15. Pembantaian Mesjid Dahmash, 1948: 100 tewas
Batalalion Komando Israel ke-89 yang dipimpin oleh Moshe Dayan, yang nantinya menjadi Menteri Pertahanan, mengumumkan kepada penduduk desa bahwa mereka akan aman hanya jika mereka berkumpul di mesjid. Akan tetapi, 100 orang Islam yang mencari tempat perlindungan tersebut justru dibantai di sana. Para penduduk yang ketakutan di Lydda dan Ramla meninggalkan tanahnya. Sekitar 60.000 orang Palestina keluar dari negerinya, dan 350 orang lebih tewas dalam perjalanan karena keadaan kesehatan yang parah.

16. Pembantaian Dawayma, 28 Oktober 1948
pada era Perang Arab-Israel Pertama, tentara Zionis
membunuh massal warga desa Ad-Dawaimah di kawasan pendudukan Palestina.
Tentara Zionis menyerang masjid di desa ini dan membunuh 75 kaum muslim
Palestina yang sedang sholat di sana. Kemudian, mereka membunuh 35 keluarga
yang tengah bersembunyi di sebuah gua di luar desa. Setelah membunuh seluruh
warga desa itu, tentara Zionis kemudian meratakan desa tersebut dengan
tanah. Pada tahun 1984, ketika para pejabat PBB meminta penjelasan dari
wakil Israel di PBB mengenai pembunuhan massal di desa itu, para wakil
Israel tersebut mengingkari keberadaan desa dengan nama Ad-Dawaimah untuk
menutup-nutupi kekejaman yang telah mereka lakukan.

17. Pembantaian Houla, 1948: 85 tewas
Tentara Israel memaksa 85 orang untuk masuk ke dalam sebuah rumah, kemudian rumah itu dibakar. Setelah itu, sebagian besar warga yang merasa takut melarikan diri ke Beirut. Dari 12.000 penduduk asli Houla, hanya 1200 orang yang tersisa.

18. Pembantaian Salha, 1948: 105 tewas
Setelah penduduk suatu desa dipaksa masuk ke mesjid, orang-orang tersebut dibakar hingga tak seorang pun yang tersisa hidup-hidup.

19. Pembantaian Deir Yassin, 1948: 254 tewas
Kenyataan bahwa agenda dunia dikendalikan oleh media Barat, yang sebagian besarnya memihak Israel, kadangkala mencegah peristiwa-peristiwa di Israel untuk diungkap. Namun, beberapa kejadian seperti kekerasan dan kekejaman telah didokumentasikan secara terperinci oleh lembaga-lembaga internasional. Inilah salah satu dari kejadian-kejadian itu, yang dilakukan oleh organisasi teroris Irgun dan Stem.
Pada malam 9 April, 1948, penduduk Deir Yassin terbangun karena perintah “mengosongkan desa” yang disuarakan oleh pengeras suara. Sebelum mereka mengerti apa yang tengah terjadi, mereka telah dibantai. Penyelidikan Palang Merah dan PBB yang dilakukan berturut-turut di tempat kejadian menunjukkan bahwa rumah-rumahnya pertama-tama dibakar lalu semua orang yang mencoba melarikan diri dari api ditembak mati. Selama serangan ini, wanita-wanita hamil dicabik perutnya dengan bayonet, hidup-hidup. Anggota tubuh korban dipotong-potong, lalu anak-anak dihantam dan diperkosa. Selama pembantaian Deir Yassin, 52 orang anak-anak disayat-sayat tubuhnya di depan mata ibunya, lalu mereka dibunuh sedang kepalanya dipenggal. Lebih dari 60 orang wanita terbunuh lalu tubuh-tubuh mereka dipotong-potong.35 Salah satu wanita yang melarikan diri hidup-hidup menceritakan pembantaian massal yang ia saksikan sebagai berikut:
Saya melihat seorang tentara memegangi saudara perempuan saya, Saliha al-Halabi, yang sedang hamil sembilan bulan. Ia menyorongkan sebuah senjata mesin pada lehernya, lalu memberondongkan seluruh pelurunya kepada saudara saya. Lalu ia beralih menjadi seorang jagal, ia mengambil sebuah pisau lalu menyayat perutnya hingga terburai lalu mengeluarkan janinnya yang telah mati dengan pisau Nazinya yang tak berprikemanusiaan.
Tidak puas hanya dengan pembantian, para teroris lalu mengumpulkan seluruh perempuan dewasa dan remaja yang masih hidup, menanggalkan seluruh pakaian mereka, membaringkan mereka di mobil terbuka, membawa mereka sepanjang jalan daerah Yahudi di Yerusalem dalam keadaan telanjang. Jacques Reynier, perwakilan Palang Merah Palestina pada saat itu, yang melihat potongan-potongan mayat selama kunjungannya ke Deir Yassin pada hari serangan itu, hanya bisa berkata: “Keadaannya sudah mengerikan."
Selama diadakannya serangan, 280 orang Islam, di antara mereka wanita dan anak-anak, mula-mula diarak di sepanjang jalan lalu ditembak seperti menjalani hukuman mati. Sebagian besar wanita yang masih remaja diperkosa sebelum ditembak mati, sedangkan remaja pria dikebiri kemaluannya
Harus dijelaskan bahwa para teroris yang melakukan pembantaian massal ini bukanlah anggota organisasi radikal yang bertindak di luar hukum atau menentang kendali pemerintah; justru mereka itu dikendalikan langsung oleh pemerintah Israel. Pembantaian Deir Yassin dilakukan oleh kelompok Irgun dan Stern, di bawah kepemimpinan langsung Menachem Begin, yang di kemudian hari menjadi perdana menteri Israel.
Begin menggambarkan operasi tak berprikemanusiaan ini, yang hanyalah salah satu contoh dari kebijakan resmi kebrutalan Israel, dalam kata-kata: "pembantaian ini tidak hanya bisa dibenarkan, justru, tidak akan ada negara Israel tanpa ‘kemenangan’ di Deir Yassin." Para Zionis menjadikan serangan seperti itu untuk menteror orang-orang Palestina dan mengusir mereka dari tanah mereka sehingga imigran Yahudi punya tempat untuk hidup. Israel Eldad, seorang pemimpin Zionis yang terkenal, menyatakan hal ini secara terbuka ketika ia berkata: "Jika tidak ada Deir Yassin, setengah juta orang Arab akan tetap tinggal di negara Israel (pada tahun 1948). Negara Israel tidak akan pernah ada."
Para Zionis menganggap pembersihan etnis seperti ini sebagai hal teramat penting untuk mendirikan negara Israel. Memang operasi-operasi ini, yang dilanjutkan setelah serangan Deir Yassin, menyebabkan banyak orang-orang Palestina meninggalkan tanahnya dan melarikan diri, atau menderita nasib yang sama seperti penduduk Deir Yassin.
Pengarang Israel, Simha Flapan, dalam bukunya "The Birth Of Israel"
berkaitan dengan peristiwa pembantaian tersebut mengatakan:
"Sepanjang hari pada 9 April 1948, serdadu-serdadu Irgun dan Lehi MELAKUKAN
PEMBANTAIAN DENGAN CARA YANG TENANG DAN TERENCANA.... Para penyerang itu 'MEMBARISKAN PARA PRIA, WANITA DAN ANAK-ANAK DI SEPANJANG DINDING, LALU MENEMBAK MEREKA,'....
Kekejian serangan atas Deir Yassin itu mengguncang
perasaan orang Yahudi dan juga opini dunia, memunculkan ketakutan dan panik
di kalangan penduduk Arab Palestina, dan membuat warga sipil tak bersenjata
meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke seluruh pelosok negeri."

20. Pembantaian di Qibya, 1953: 96 tewas
Serangan Zionis lainnya yang dirancang untuk “mendorong” orang-orang Palestina melarikan diri terjadi di Qibya, suatu desa dengan penduduk 2000 orang di perbatasan Yordania. Penyelidikan lebih lanjut di tempat kejadian yang dilakukan oleh beberapa pengamat dengan jelas mengungkap bagaimana pembantaian terjadi. Pembantaian Qibya, yang terjadi pada 13 Oktober 1953, meliputi penghancuran 40 rumah dan pembunuhan 96 orang sipil, sebagian besar di antara mereka wanita dan anak-anak. Unit “101” ini dipimpin oleh Ariel Sharon, salah satu perdana menteri Israel. Sekitar 600 tentaranya mengepung desa itu dan memutuskan hubungannya dengan seluruh desa Arab lainnya. Begitu memasukinya pada pukul 4 pagi, para teroris Zionis mulai secara terencana memusnahkan rumah-rumah dan membunuh penduduk-penduduknya. Sharon yang kalem, yang langsung memimpin serangan tersebut, mengumumkan pernyataan berikut setelah pembantaian: “Perintah telah dilaksanakan dengan sempurna: Qibya akan menjadi contoh untuk semua orang."
Dr. Yousif Haikal, duta besar Yordania untuk PBB pada saat itu, menerangkan pembantaian ini dalam laporannya kepada Dewan Keamanan:
Orang-orang Israel memasuki desa dan secara terencana membunuh seluruh penghuni rumah, dengan menggunakan senjata-senjata otomatis, granat, dan bom bakar; lalu mendinamit rumah yang ada penghuninya… Empat puluh rumah, sekolah desa, dan sebuah waduk dihancurkan. Dua puluh dua ternak dibunuh dan enam toko dijarah.
Jurnal Katolik terkenal The Sign, yang diterbitkan di Amerika Serikat, juga melaporkan pembantaian massal yang dilakukan selama serangan ini. Editor Ralph Gorman menerangkan pemikirannya sebagai berikut: “Teror menjadi sebuah senjata politik Nazi. NamunNazi tidak pernah menggunakan teror dengan cara yang lebih berdarah dingin dan tanpa alasan seperti yang dilakukan Israel dalam pembantaian di Qibya."
Orang-orang yang kemudian datang ke tempat pembantaian ini menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Sebagian besar mayat mengalami luka tembak di belakang kepala, dan banyak yang tanpa kepala. Bersama orang-orang yang tewas di bawah reruntuhan rumah mereka, banyak wanita-wanita dan anak-anak tak berdosa yang juga dibunuh secara brutal.

21. Pembantaian Kafr Qasem, 1956: 49 tewas
Serangan di Kafr Qasem, ketika 49 orang tak bersalah, tanpa memandang wanita atau anak-anak, tua atau muda, dibunuh dengan brutal, terjadi pada 29 Oktober 1956.
Para penduduk kota baru diberitahu tentang jam malam tersebut pada pukul 4.45 sore. Pejabat setempat memberi tahu tentara Israel bahwa sebagian besar penduduk kota bekerja di luar kota, dan begitu mereka kembali dari kerjanya, mereka tidak mungkin mengetahui tentang perubahan tersebut. Pada saat yang sama, tentara Israel mulai mendirikan barikade di jalan masuk kota. Sementara itu, orang-orang yang bekerja di luar kota pun mulai kembali ke rumahnya. Kelompok pertama segera mencapai perbatasan kota. Apa yang terjadi berikutnya diceritakan oleh saksi mata Abdullah Samir Bedir:
Kami mencapai pintu masuk desa sekitar pukul 4.55 sore. Kami tiba-tiba dihadang oleh unit garda depan yang terdiri atas 12 tentara dan seorang pejabat, yang semuanya diangkut sebuah truk tentara. Kami memberi salam kepada pejabat dalam bahasa Ibrani, dengan berkata “Shalom Katsin”yang berarti “salam untuk Bapak,” tapi tak ada tanggapan. Dia kemudian menanyai kami dalam Bahasa Arab: “Apakah kalian bahagia?” lalu kami menjawab “Ya.” Para tentara mulai keluar dari truk dan sang pejabat memerintahkan kami untuk berbaris. Lalu ia menyerukan perintah ini kepada tentaranya: “Laktasour Otem,” yang berarti “Bereskan mereka!” Para tentara mulai menembak…
Bedir, yang melarikan diri dari percobaan pembantaian yang mengerikan ini dengan berjudi antara hidup dan mati, sebenarnya bukanlah satu-satunya saksi mata kekejaman ini. Mulai saat itu, tentara Israel menghentikan setiap kendaraan yang mencoba memasuki kota itu dan menembak mati orang-orang di dalamnya. Di antara mereka ada anak laki-laki berusia 15 dan 16 tahun, remaja putri, dan wanita hamil. Orang-orang yang mendengarkan keributan dan keluar melihat apa yang terjadi ditembak karena melanggar jam malam begitu mereka melangkah ke luar. Tentara Israel diperintahkan bukan untuk menahan, melainkan menembak mati semua yang melanggar jam malam.
Kejadian ini, yang dilaporkan seluruhnya dalam catatan resmi Parlemen Israel, adalah salah satu contoh yang paling mengejutkan dari kebijakan resmi Israel.
Zionis melakukan pembunuhan massal terhadap penduduk desa Kafar Ghasem, Palestina. Minimalnya 49 warga, laki-laki, perempuan, dan anak-anak dibunuh dan puluhan lainnya luka-luka. Beberapa bulan kemudian, rakyat Palestina melakukan demonstrasi atas pembunuhan massal ini. Akibatnya, rezim ini terpaksa mengadili beberapa pelaku pembunuhan tersebut di depan umum. Namun, pada tahun 1960, para pelaku pembunuhan tersebut diampuni.

22. Pembantaian Khan Yunis, 1956: 275 tewas
mereka menyerang rumah sakit kota Khan Yunes. Seluruh pasien, perawat dan para dokter di rumah sakit itu gugur syahid dalam serangan itu. Selanjutnya,
tentara Israel meledakkan sebuah tempat perlindungan yang berisi puluhan
wanita dan anak-anak. Secara keseluruhan, korban yang tewas dalam serangan
keji Zionis ini mencapai 275 orang.
Pejabat PBB yang melakukan penyelidikan di tempat kejadian menemukan korban-korban yang telah ditembak di belakang kepalanya setelah tangannya diikat.

23. Pembantaian di Kota Gaza, 1956: 60 tewas
Dalam serangan ini, para Zionis membunuh 60 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

24. Pembantaian di kamp pengungsian Palestina "Tel Za’ter" 12 Agustus 1976, Tel Za’ter terletak di dekat Beirut, ibu kota Libanon, jatuh ke tangan pasukan
para-militer Maronit (Kristen) dan para penghuninya dibunuh massal. Ribuan
pengungsi Palestina tinggal di kamp pengungsian ini. Pada awal tahun 1976,
kamp ini dikepung oleh pasukan semi militer Maronit yang dipersenjatai oleh
rezim Zionis dan akhirnya pada bulan Agustus, 3000 warga sipil Palestina
dibunuh secara massal dan dikubur menjadi satu di kamp pengungsian tersebut.

25. Pembantaian Fakhani, 1981: 150 tewas
Akibat serangan udara Israel atas daerah Libanon, 150 orang tewas dan 600 luka-luka

26. Pembantaian Sabra dan Shatilla 17 September 1982
terjadi pembunuhan massal terhadap warga sipil
Palestina yang menghuni kamp penampungan Shabra dan Shatila di Libanon oleh
kelompok Phalang yang didukung oleh tentara Zionis. Sebelumnya pada bulan
Juni 1982, tentara Zionis menyerang Libanon dan setelah mengusir angkatan
bersenjata Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) keluar dari Beirut, ibu
kota Libanon, kota inipun diduduki oleh tentara Zionis. Dengan persetujuan
Menachem Begin, Perdana Menteri Israel dan atas perintah Ariel Sharon,
Menteri Perang Israel pada waktu itu, pada dini hari tanggal 17 September,
tentara Zionis mengepung kamp pengungsi Shabra dan Shatila. Lalu, kelompok
Phalang memasuki kamp tersebut dan memperkosa serta membunuh warga sipil
Palestina yang umumnya wanita, anak-anak, dan orang tua. Pembunuhan massal
ini berlangsung selama 40 jam dan 3300 orang telah terbunuh.

27. Pembantaian di Mesjid Al Aqsa 8 Oktober 1990,
tentara Zionis kembali melakukan teror terhadap para
jemaah sholat di Masjid Al-Aqsha. Dalam serangan ini, 20 warga Palestina
gugur syahid dan puluhan orang lainnya luka-luka. Masyarakat internasional
mengecam aksi teror Rezim Zionis ini, namun karena perlindungan AS, tidak
bisa dilakukan tindakan nyata apapun terhadap Tel Aviv.

28. Pembantaian di Mesjid Ibrahimi, 1994: 50 tewas
Pada hari Jum’at, 25 Februari 1994, suatu pembantaian mengerikan terjadi di Palestina. Dalam sebuah serangan yang dilakukan oleh seorang Yahudi Zionis atas umat Islam yang tengah sholat Jum’at di Mesjid Ibrahimi, lebih dari 50 orang Islam tewas dan hampir 300 orang luka-luka. Beberapa orang yang terluka kemudian tewas karena luka yang dideritanya.
Pembantaian ini dilakukan oleh seorang Yahudi yang tinggal di pemukiman Yahudi Kiryat Arba di Hebron. Sang teroris juga menjadi anggota cadangan di angkatan bersenjata Israel dan anggota sebuah organisasi teroris Zionis. Sumber-sumber di Israel melaporkan bahwa ia mengenakan seragam militer selama serangan tersebut.
Penyerang menyusup ke dalam mesjid dan bersembunyi di belakang sebuah tiang sewaktu orang Islam melaksanakan sholat Subuh. Ketika mereka tengah rukuk bersama, ia memberondong mereka dengan sebuah senapan mesin. Menurut laporan saksi mata, ia tidak melakukannya sendiri, ia hanya menarik picunya saja. Begitu senjatanya kosong, temannya mengganti dengan yang baru.
Setelah kejadian ini, tentara Israel mengepung mesjid itu dan mencegah wartawan mendekatinya. Begitu banyak orang yang tewas ketika para tentara ini menembaki orang-orang Islam Palestina yang berdemonstrasi di sekitar mesjid untuk memprotes serangan tersebut.

29. Pembantaian Qana, 1996: 109 tewas
Lebih dari 100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, kehilangan jiwanya di kamp pengungsi Qana ketika mereka dibom oleh angkatan udara Israel. Pemandangan mengerikan karena pembantaian ini, termasuk anak-anak yang dipenggal kepalanya, tidak akan pernah terlupakan. Suatu tim pemeriksa dari PBB memastikan bahwa pembantaian ini disengaja.

30. Merah di Jenin 3 April tahun 2002,
pasukan Zionis Israel memulai serangan besar-besaran
ke kawasan Jenin, Tepi Barat. Serangan ini merupakan rangkaian kekerasan
meluas yang digelar tentara Israel terhadap kawasan Tepi Barat dengan tujuan
akhir menumpas gerakan intifadha Al-Aqsha yang sudah berlangsung sejak tahun
2000. Sekitar 200 tank baja dan puluhan helikopter dikerahkan bersama 10.000
tentara Zionis ke kawasan yang hanya berpenduduk 15.000 orang Palestina
tersebut. Mereka membombardir kawasan pemukiman warga sipil dari darat dan
udara. Dengan senjata seadanya, selama sembilan hari, warga Jenin melakukan
perlawanan terhadap aksi brutal tentara Zionis itu.
Akibat serbuan yang berlangsung atas instruksi langsung PM Israel Jenderal
Ariel Sharon itu, ratusan warga warga Jenin gugur syahid, ratusan lainnya
menderita luka-luka, dan sekitar 5.000 warga kehilangan tempat tinggal.
Instalasi listrik, saluran air, dan bangunan-bangunan umum seperti rumah
sakit di kawasan Jenin juga rusak berat. Yang lebih mengenaskan, tentara
Zionis melarang tim bantuan medis dan kemanusiaan internasional memasuki
kawasan Jenin. Akan tetapi, meskipun didera represi biadab tentara Zionis,
gelora kebangkitan rakyat Palestina dalam rangka meraih hak-hak mereka
tidaklah padam, bahkan semakin menyala-nya.



SERANGAN TERHADAP MASJIDIL AQSA

Semenjak 1967, kelompok Zionis Radikal telah menyerang Mesjid Aqsa lebih dari 100 kali, dan dalam melakukan penyerangan itu, telah membunuh banyak orang Islam selama ibadah sholat mereka.

Serangan pertama dilakukan oleh Rabbi Shlomo Goren, pendeta pada Angakatan Bersenjata Israel, pada bulan Agustus 1967. Goren, yang kemudian menjadi kepala rabbi Israel, memasuki tempat suci Islam itu dengan 50 pria bersenjata di bawah pengawasannya. Pada 21 Agustus 1969, Zionis melancarkan tembakan langsung ke mesjid tersebut, merusakkan sebuah mimbar yang terbuat dari kayu dan gading. PBB hanya merasa perlu mengutuk kejadian itu, sebuah serangan langsung atas tempat ibadah Islam.

Pada 3 Maret 1971, pengikut pemimpin radikal Gershon Solomon juga menjadikan Haram asy-Syarif sebagai sasaran. Meskipun mereka mundur setelah kontak senjata dengan tentara keamanan Palestina, mereka tidak kapok dan melancarkan lagi serangan serupa 3 hari berikutnya. Pertempuran pun pecah dan dilakukan dengan kejam oleh satuan tentara Israel.

Kemudian, pada 1980, sekitar 300 anggota kelompok teroris radikal Gush Emunim menggunakan senjata berat dan menyerang mesjid.

Dua tahun berikutnya, seorang Israel yang membawa paspor Amerika bergerak ke mesjid dengan senapan serbu M-16 dan menembakkannya pada orang Islam yang tengah sholat di sana. Setelah kejadian tragis ini, di mana dua orang Palestina tewas dan banyak lainnya terluka, tak seorang pun mempertanyakan bagaimana seorang lelaki bersenjata bisa menembus “barikade” yang didirikan di sekitar mesjid itu oleh para tentara Israel. Si penyerang diadili dan ditahan sebentar, ia berkoar-koar bahwa ia telah “menyelesaikan tugasnya.”

Pada tahun yang sama seorang murid dari pemimpin teroris keji rabbi Meir Kahane menyerang mesjid ini dengan dinamit.

Pada 10 Maret 1983, anggota Gush Emunim memanjat dinding Haram asy-Syarif dan mencoba menaruh bahan peledak. Para teroris ini diperiksa dan dibebaskan beberapa bulan kemudian. Segera setelah serangan ini, sekelompok teroris Yahudi radikal yang dipersenjatai dengan banyak alat-alat peledak termasuk lusinan granat, dinamit, dan 12 rudal mortar, mencoba meledakkan Mesjid al-Aqsa. Kemudian


Dari Berbagai Sumber