Senin, 25 Juli 2011

ZAMAN KEEMASAN KEDOKTERAN ISLAM

Al-Razi penggagas berdirinya rumah sakit pertama di Kota Baghdad. Sebelum Islam datang dan mencapai masa
kejayaannya, dunia ternyata belum mengenal konsep rumah sakit. Bangsa Yunani, misalnya, merawat orang-orang yang
sakit di rumah peristirahatan yang berdekatan dengan kuil untuk disembuhkan pendeta. Proses pengobatannya pun
lebih bersifat mistis yang terdiri atas ritual sembahyang dan berkorban untuk dewa penyembuhan bernama Aaescalapius.
Dalam artikel bertajuk Islamic Medicine History and Current Practice, Husain F Nagamia MD mengungkapkan bahwa
sederet rumah sakit baru dibangun dan dikembangkan mulai awal kejayaan Islam. Pada masa itu, tempat mengobati
dan merawat orang yang sakit dikenal dengan sebutan 'Bimaristan' atau 'Maristan'.
''Ide membangun rumah sakit sebagai tempat merawat orang sakit mulai diterapkan pada awal kekhalifahan Islam,''
papar Husain yang pernah menjabat sebagai ketua Institut Internasional Ilmu Kedokteran Islam (IIIM) ini.




Konsep rumah sakit pertama dalam peradaban Islam dibangun atas permintaan Khalifah Al-Walid (705-715 M) dari
Dinasti Umayyah. Pada awal didirikan, keberadaan tempat perawatan yang dikenal dengan nama 'Bimaristan' itu
digunakan sebagai tempat isolasi bagi para penderita lepra yang saat itu sedang merajalela.
Rumah sakit Islam pertama yang sebenarnya, menurut Husain, baru dibangun pada era kekuasaan Khalifah Harun Al-
Rasyid (786-809 M). Rumah sakit tersebut berada di Kota Baghdad, pusat pemerintahan kekhalifahan Islam saat itu.
Rumah sakit ini dikepalai langsung oleh Al-Razi, seorang dokter Muslim terkemuka yang juga merupakan dokter pribadi
khalifah.
Konsep pembangunan rumah sakit di Baghdad itu merupakan ide dari Al-Razi. Dikisahkan, sebelum membangun rumah
sakit, Al-Razi meletakkan potongan daging yang digantung di beberapa tempat di wilayah sekitar aliran Sungai Tigris.
Setelah lama diletakkan, potongan daging itu baru membusuk. Menurut al-Razi, itu menandakan bahwa tempat tersebut
layak didirikan rumah sakit.
Rumah sakit lainnya di Kota Baghdad adalah Al-Audidi yang didirikan pada tahun 982 M. Nama tersebut diambil dari
nama Khalifah Adud Ad-Daulah, seorang khalifah dari Dinasti Buwaihi. Al-Audidi merupakan rumah sakit dengan
bangunan termegah dan terlengkap peralatannya pada masanya.
Ibnu Djubair dalam catatan perjalanannya mengisahkan bahwa ia sempat mengunjungi Baghdad pada 1184 M. Ia
melukiskan bangunan rumah sakit yang ada di Baghdad, seperti sebuah istana yang megah. Airnya dipasok dari Tigris
dan semua perlengkapannya mirip istana raja.
Manajemen perawatan yang tertata rapi menjadi ciri khas rumah sakit Al-Audidi. Para pasien juga dibedakan antara
pasien inap dan rawat jalan. Sayangnya, bangunan rumah sakit ini hancur bersamaan dengan invasi tentara Tartar
(Mongol) pimpinan Hulagu Khan yang menyerbu Baghdad pada tahun 1258 M.
Tak cuma Baghdad, di beberapa wilayah lainnya, ilmu kedokteran Islam juga terus mengalami perkembangan. Di Kota
Al-Fustat (ibu kota Mesir lama), misalnya, dibangun sebuah rumah sakit pada tahun 872 M. Pendiriannya digagas oleh
Ahmad Ibn Tulun, seorang gubernur Mesir pada masa Dinasti Abbasiyah. Dalam rumah sakit itu, terdapat perpustakaan
yang kaya akan literatur medis.
Pada 830 M, di Kota ad-Dimnah (wilayah Tunisia saat ini) sudah berdiri sebuah rumah sakit megah bernama Al-
Qairawan. Rumah sakit ini bahkan sudah menerapkan sekat pemisah antara ruang tunggu pengunjung dan pasien.
Bangunan rumah sakit lain pada masa kekhalifahan Islam bisa kita jumpai di Kota Marrakech, Maroko. Adalah Khalifah
Al-Manshur Ya'qub ibn Yusuf yang menggagas pendirian rumah sakit Marrakech ini.
Pada tahun 1055 M, di wilayah kekuasaan Islam lainnya, Yerussalem, berdiri sebuah rumah sakit bernama As-Sahalani.
Di bawah kekuasaan Shalahuddin Al-Ayyubi, rumah sakit ini mengalami perluasan dan pembenahan hingga akhirnya
bangunan rumah sakit tersebut hancur ketika gempa bumi melanda wilayah Yerussalem pada 1458 M.
Keberadaan rumah sakit pada masa kejayaan Islam juga ada di Kota Damaskus. Namanya Rumah sakit Al-Nuri.
Didirikan pada 1154. Nama Al-Nuri mengacu nama seorang panglima perang Muslim pertama yang berhasil
mengalahkan tentara Salib, Nur al-Din al-Zangi.
Rumah sakit Al-Nuri merupakan rumah sakit pertama yang sudah menerapkan sistem rekam medis. Sebuah terobosan
awal yang sangat langka pada masa itu. Dalam perkembangannya, rumah sakit ini juga berperan sebagai sekolah
kedokteran.
Sederet ilmuwan ternama tercatat pernah menuntut ilmu di Al-Nuri. Salah satunya adalah Ibn an-Nafis (1208-1288 M)yang merupakan ilmuwan pertama yang secara akurat mendeskripsikan sistem peredaran darah dalam tubuh manusia.
Di kota lainnya, Granada, juga berdiri bangunan rumah sakit Granada pada tahun 1366 M. Menurut Dr Hossam Arafa
dalam tulisannya berjudul Hospital in Islamic History, pada akhir abad ke-13, rumah sakit sudah tersebar di seantero
Jazirah Arabia.

Sumber :Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar (PPK-LK Dikdas)
http://www.pkplk-plb.org Powered by Joomla! Generated: 24 July, 2011, 22:56

Tidak ada komentar:

Posting Komentar